Tanpa Lindswell, Wushu Indonesia Bisa Apa?

Tanpa Lindswell, Wushu Indonesia Bisa Apa?

Mercy Raya - Sport
Selasa, 04 Des 2018 15:55 WIB
LIndswell dan medali emas Asian Games 2018 (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Linsdwell Kwok pensiun dari wushu usai Asian Games 2018. Dia juga akan menikah. Bagaimana prestasi wushu Indonesia jika ditinggal ratunya?

Lindswell, 27 tahun, memutuskan pensiun usai meraih medali emas Asian Games 2018. Dia merasa telah cukup dengan pencapaiannya dan memutuskan untuk beristirahat.

Semasa kariernya di wushu, Lindswell mengoleksi lima medali emas dalam gelaran Kejuaraan Dunia sejak 2009 di nomor taijijian dan taijiquan. Di level SEA Games, ia merupakan peraih medali emas sejak 2011 di Jakarta, 2013 Myanmar, 2015 Singapura, dan 2017 Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Jenderal PB WI, Ngatino, menyadari betapa pentingnya Lindswell untuk wushu Indonesia. Tapi, dia juga tak bisa menghalangi keputusan pewushu dari Medan itu.


"Memang kami menyayangkan, tapi kami tak bisa menghalangi itu. Itu kan umur. Tapi, pembelajaran buat PB untuk regenerasi. Bukan hanya PB tapi pemerintah. Waktu zaman dulu kan di back up Prima, atlet muda. Ini sekarang disuport kalau multievent elitenya saja," kata Ngatino kepada detikSport, Selasa (4/12/2018).

"Ya, dibilang kecolongan namanya kepengurusan masa cuma lima tahun dan olahraga seperti ini belum bisa dianggap profesional benar. Kami tak bisa memaksakan. Kadang orangnya (ada atlet) bagus, tapi orang tua tak mendukung lalu kuliah di luar, ya sudah hilang lah (generasinya)," ujar dia.

"Nah, kebetulan Lindswell dikawal terus oleh keluarganya, kakaknya Iwan Kwok. Dia dari kecil dikawal, komitmen bangun jam lima, kehilangan masa anak-anaknya, akhirnya jadi. Bisa dibilang dia (Lindswell) sosok yang luar biasa, bagus, komitmen, kebersamaan dengan atket lain bagus. Di tim bisa jadi motivasi dan contoh untuk atlet atlet lain," ujar Ngatino.

Kini, PB WI harus mempercepat regenerasi. Terdekat, wushu Indonesia akan menghadapi SEA Games 2019 Filipina.

"Ada (regenerasi) tapi tak sebagus Linsdwell. Lapis dua ada dari Surabaya, tapi masih sulit di Asia Tenggara. Kemudian ada dari Yogyakarta besok kami coba di ASEAN University Games," ujar Ngatino.

"Kami harus lihat komitmennya atlet karena khusus nomor Lindswell tak gampang, perlu komitmen dan dukungan keluarga," dia menambahkan.


Tanpa Lindswell, Wushu Indonesia Bisa Apa?
(mcy/fem)

Hide Ads