Indonesia memenuhi target prestasi di Asian Games dengan finsi di urutan keempat. Kontingen Merah Putih mendapatkan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Sementara, di Asian Para Games, Indonesia finsi kelima dengan meraih 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu.
Erick, yang juga ketua panitia penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), tak ingin dua pesta olahraga se-Asia di Jakarta dan Palembang itu menjadi angin lalu. Dia menyampaikan harapan tersebut dalam sebuah diskusi yang digelar oleh KORI (Komunitas Olahraga Indonesia) di Jakarta, Senin (10/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Andai Persija Tak Jadi Klub Musafir... |
Menurutnya salah satu yang harus dipertahankan adalah pemberdayaan dana olahraga. Pemerintah diminta komitmen untuk memperhatikan anggaran khusus olahraga.
"Apa yg sudah kami sukseskan di Asian Games ini jangan diubah lagi. Satu, bagaimana pemberdayaan daripada dana olahraga. Jangan karena sudah tidak Asian Games, tapi pembinaan kepada atlet, dukungan kepada PB-PB selesai, itu tidak bisa. Ini yang kami harapkan menjadi sebuah rekomendasi. Ini yang harus kami lakukan," ujar Erick.
Tak hanya itu, jaminan kepada atlet di masa depan juga perlu diperhatikan. Atlet-atlet yang berprestasi dan telah mendapatkan bonus juga diharapkan bisa mengatur keuangan demi masa tua.
"Jadi masa depan atlet harus didukung, kami sebagai pembina olahraga harus memegang tangannya. Kami harus jaga ini aset bangsa pahlawan bangsa. Tidak semua orang punya kesempatan itu. Tidak semua orang mau berkorban. Tidak semua orang punya komitmen itu. Kami tidak mau atlet habis manis sepah dibuang," katanya.
"Saya berharap diskusi ini tidak hanya diskusi, tapi harus menghasilkan rekomendasi. Harus ada blue print ke depan bagaimana mengontrol ini semua. Jadi, Asian Games, tidak lewat begitu saja," dia menegaskan.
(ads/fem)