Indonesia bakal kehilangan satu pasang ganda campuran terbaiknya. Tontowi/Liliyana sudah berpasangan selama sembilan tahun. Owi jelas menjadi yang paling kehilangan, rindu berat dalam menjalani hari-harinya ke depan.
Bagaimana tidak, bersama Tontowi, Liliyana menggila. Dia menjadi pemain putri dengan pertahanan solid dan permainan netting maut membuat lawan-lawan menyeganinya. Dia juga pemilik emas Olimpiade 2016, Asian Games 2018, dan juara dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tidak terlupakan pastinya cara Ci Butet (Liliyana Natsir) memotivasi ke saya. Itu tak dilupakan dan enggak akan lagi," kata Tontowi di Istora, Senayan.
Selama menjalani hari-hari latihan di Cipayung dan menjalani puluhan turnamen, Liliyana memang lebih sering mengayomi dan menyemangati Tontowi.
Liliyana bahkan tak segan-segan memperlihatkan ketegasannya kepada Tontowi di lapangan. Ketegasan itu juga yang mencerminkan Liliyana menjadi atlet yang tak gampang menyerah.
"Pelajaran bukan hanya ke saya tapi kepada ganda campuran yang lain, artinya Ci Butet mau pensiun begini tapi jiwa tak mau kalahnya besar sekali. Ambisinya besar, pola pikirnya bagaimana caranya menang, tak menyerah. Mungkin itu yang belum dimiliki juniornya sekarang. Walau sampai detik terakhir tak mau kalah," dia menjelaskan.
"Hal yang sama saat di luar lapangan. Dia (Liliyana) sering memberi masukan. Bukan omongan bukutangkis lagi tapi 'Owi, kalau mau bisnis begini, begini'. Dia kasih bocoran. Selain bulutangkis Ci Butet kan juga berbisnis, jadi sedikit banyak dia sharing dengan saya," ujarnya.
"Kalau enggak sukanya (sama Liliyana) kadang-kadang kalau di lapangan itu Ci Butet yang mati saya tetap disalahkan. Padahal saya yang matiin dia salahin, dia yang matiin tapi saya juga yang disalahin. Jadi sayanya bingung," kata Tontowi kemudian tertawa.
Ungkapan ketidaksukaan Tontowi sejurus kemudian dibalas Liliyana.
"Pola bola-bolanya dia salah dan buat saya mati. Bola tanggung kasih ke saya, jadi yang salah siapa? Saya selalu benar," tegas Liliyana tak mau kalah.