Waktu Tontowi untuk membangun kecocokan dengan Winny sebelum ke Eropa tak banyak, kurang dari tiga pekan. Peraih emas Olimpiade 2016 ini akan berupaya secepat mungkin beradaptasi dengan sosok baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tontowi menyadari berpasangan dengan Winny akan berbeda rasanya ketika bersama Liliyana Natsir. Ada tuntutan untuk membimbing partnernya pula, yang lebih muda dan minim jam terbang.
"Saya berpartner dengan Winny beda, Winny dengan saya beda. Perasaannya beda pasti. Makanya saya sebagai senior juga seharusnya bisa membimbing, walau tetap harus ada penyesuaian juga," ujarnya.
"Maksudnya saya sudah lama partner sama Liliyana tentu langsung nyetrum begitu. Nah, kalau partner sama yang lain, mungkin ada bagian yang masih bolong, masih kurang. Selain itu, pasangan dengan butet itu ya semangatnya beda, karena mungkin sudah latihan dan cover lama, ya itu yang belum saya dapatkan," Tontowi menjelaskan
"Jadi nanti sama Winny harus ada yang nyetrum dulu nih, ada kekompakan, itu yang akan saya cari, dan caranya dengan latihan," imbuhnya.
Selain itu, Tontowi menjelaskan, untuk menyatukan dua karakter pemain Indonesia tak semudah pemain China atau Korea. Pemain China dan Korea punya tipikal permainan yang sama sehingga lebih mudah ditukar-tukar.
"Gaya mainnya sama semua untuk mereka, sementara kita berbeda. Kalau menurut saya, pemain kita bermain di tipe," ujarnya.
"Tapi Kak Icad (Richard Mainaky) sudah memberi saya gambaran lah Winny seperti apa," tuturnya menambahkan. (mcy/raw)