Penolakan tersebut terjadi saat konferensi pers sebelum balapan MotoGP San Marino tahun lalu. Marquez berharap bisa mengakhiri perseturuan di antara keduanya dengan mengajak Rossi yang duduk di sebelahnya bersalaman. Namun, rider Yamaha itu menyilangkan kedua tangannya dan menggelengkan kepala.
Usai konflik di Sepang 2015, hubungan Marquez dan Rossi sempat mereda sampai akhirnya memanas lagi gara-gara insiden di Rio Hondo, Argentina. Pada waktu itu, Marquez memang membalap dengan sembrono sehingga menyenggol Rossi sampai terjatuh di pinggir trek dan gagal meraih poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak. Aku 'kan sudah pernah melakukannya. Aku tidak akan melakukannya lagi. Anda sudah melakukannya sekali dan ya sudah," Marquez mengungkapkan kepada Marca, yang dikutip Tuttomotoriweb.
"Aku tidak menyimpan dendam atau apapun. Aku mengagumi apa yang dia lakukan dan aku ingin bisa melakukan hal yang sama di usia 40 tahun. Di usia itu dan menjadi salah satu kandidat juara adalah impian dari semua pebalap."
Marquez kini sedang berpacu dengan waktu karena masih dalam proses penyembuhan pasca operasi bahu kiri. Mulai 6 Februari, juara dunia tujuh kali itu akan melakoni tes pramusim di Malaysia.
"Aku semakin membaik. Sekarang aku dalam fase di mana aku bisa mulai melakukan sesuatu yang berat-berat, aku ingin bisa melakukan yang lebih lagi. Aku sudah tahu bahwa aku tidak akan bisa 100% di Malaysia kok," sambung dia.
"Aku takut tidak akan bisa dalam kondisi terbaik di Qatar (balapan pertama -red), tapi akan kucoba setidaknya mencapai 90%. Aku akan bekerja selangkah demi selangkah, proses penyembuhannya ternyata lebih lama dari perkiraanku." (rin/nds)