Ganda campuran dinilai krisis pemain setelah ditinggalkan Liliyana Natsir dan Debby Susanto. Mereka pun diprediksi sulit mengulang raihan mansi di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dengan meraih medali emas.
Apalagi, kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo sudah amat dekat. Kick-off perebutan poin ke pesta olahraga terakbar sejagat itu digelar April 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya lihat penampilan lawan-lawan, di luar Zheng Siwei/Huang Yaqiong, masih bisa kalah menang. Saya masih berani dan yakin Praveen/Melatih, Hafiz/Gloria, dan Towi/Winny bisa. Itu berdasarkan hasil di latihan," kata Richard.
"Saya juga sudah memiliki resep untuk mematikan Zheng Siwei. Tapi nanti dulu, saat ini, saya berfokus agar anak-anak saya ini ini mengejar ranking," tutur Richard.
Latihan Super Berat
Richard mengasah kemampuan anak asuhnya untuk mendongkrak peringkat demi tempat di Olimpiade 2020. Dia menerapkan latihan ekstra berat kepada pemain-pemain ganda campuran pelatnas Cipayung.
Richard bilang pola latihan itu berbeda dengan yang diterapkan pada periode sebelumnya. Dia mengoptimalkan tenaga besar yang dimiliki skuat ganda campuran yang diisi pemain-pemain di bawah 25 tahun. Tontowi, yang berusia 31 pun dipaksa melahap latihan itu.
"Ada perubahan latihan setelah Debby/Butet pensiun. Pemain-pemain muda banyak tangani nonteknik, selain fisik. Fisik ini yang benar-benar aplikasi ke gerak bulutangkis," kata Richard.
"Sepanjang dua pekan terakhir ini, saya dan Nova (Widianto, asisten pelatih) siap capek. Kami siap tenaga untuk mengimbangi latihan yang porsinya lebih banyak, lebih keras," kata dia.
Simak Juga 'Walau Jarang Latihan Bareng, Owi-Butet Masih Oke':
(fem/din)