Jonatan melakoni turnamen lanjutan di Singapura Terbuka yang berlangsung sejak 9 April dan berakhir 14 April di Singapore Indoor Stadium.
Jonatan memiliki bekal meyakinkan tampil di ajang BWF Tour 500 itu. Dia pemilik medali emas Asian Games 2018 dan semifinalis Malaysia Terbuka 2019 pekan lalu. Di ajang itu, Jonatan membabat lawan-lawan tangguh, termasuk unggulan pertama Kento Momota (Jepang) serta unggulan ketiga Viktor Axelsen (Denmark).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan kalau belum juara berarti masih ada yang kurang," kata Susy kepada detikSport, Rabu (10/4/2019).
"Targetnya bukan cuma semifinal, kami kasih (target) bukan kepada Jonatan saja tapi semua. Bahwa sekarang mereka mewakili Indonesia itu baru awal, tapi target utama dari semua pemain bagaimana bisa menjadi juara dunia, nah itu yang harus diingat bahwa mereka punya tujuan dan target," dia menjelaskan.
"Pertandingan juga banyak, ada kejuaraan dunia, open turnamen, itu jadi salah satu target mereka juga. Badminton itu istilahnya kan profesi sudah jelas tujuan mereka dari kecil, mereka harus menyadari itu, nah ada kesempatan ya gunakan peluang itu sebaik mungkin," kata Susy.
Jonatan Kerja, Kerja, Kerja
Lagipula, lawan-lawan yang dihadapi Jonatan di Singapura Terbuka itu hampir sama dengan saat tampil di Malaysia Terbuka. Susy bilang Jonatan hanya perlu bekerja lebih keras di Singapura.
Di babak pertama Singapura Terbuka, Rabu (10/4), Jonatan menghadapi pebulutangkis ThailandKhosit Phetpradab. Jika lolos, Jonatan berpotensi jumpa LIn Dan (China) yang menjadi juara Malaysia Terbuka 2019 atau Viktor Axelsen.
![]() |
"Itu yang harus terus diingati bahwa tujuan mereka untuk masuk pelatnas itu juara, jadi kalau belum juara harusnya belum puas dong. Masih perlu kerja keras lagi," kata Susy.
"Ya, mungkin tak terlalu beda jauh. Hampir sama (lawan-lawannya). Tapi untuk Jonatan bisa jadi modal dengan mengalahkan Kento Momota dan Viktor Axelsen di Malaysia Open kemarin, dia sudah mulai stabil, mulai bagus, bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan," dia menambahkan.
"Semuanya punya peluang karena dengan pernah mengalahkan Lin Dan, Kento, Viktor, sebenarnya secara permainan pemain kami hampir rata. Tapi pada saat mengatur strategi, menerapkan pola, irama, itu yang akan menjadi satu penilaian untuk nantinya dia bisa menang atau tidak pada saat menghadapi lawan," katanya.
Harus Cerdik (Jika) Lawan Chen Long Lagi
Susy wanti-wanti agar Jonatan tak lagi tersandung oleh Chen Long (China) di turnamen berikutnya. Jonatan diminta agar lebih cerdik dan cekatan menghadapi Chen Long.
![]() |
"Contohnya, kenapa Jonatan pernah mengalahkan Chen Long tapi bisa kalah lagi? Berarti saat menyiapkan satu turnamen, Chen Long lebih menyiapkan strategi yang pas dan bisa menjangkau permainan Jonatan. Nah, Jonatan harusnya bisa menyiapkan strategi saat di lapangan minimal tiga strategi," kata dia.
"Jadi harus bisa mengulik lagi, mengubah pola, sehingga lawan tak bisa mengantisipasi ketika di dalam lapangan. Dia harus berpikir per berapa detik apakah harus mengubah pola, permaiannya, jadi banyak yang harus dipelajari untuk lebih fokus, konsentrasi baik teknik maupun pemainan," dia menambahkan.
(mcy/fem)