Ini Evaluasi PBSI Setelah Indonesia Nirgelar di Singapura Terbuka

Ini Evaluasi PBSI Setelah Indonesia Nirgelar di Singapura Terbuka

Mercy Raya - Sport
Senin, 15 Apr 2019 15:45 WIB
Susy Susanti (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Indonesia gagal meraih gelar satupun di turnamen bulutangkis Singapura Terbuka 2019. PP PBSI pun mengevaluasinya.

Merah Putih Meloloskan dua wakil ke final Singapura Terbuka, juara bertahan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Anthony Sinisuka Ginting. Dua-duanya finis sebagai runner-up.

Hendra/Ahsan dikalahkan Takeshi Komura/Keigo Sonoda (Jepang) di partai final ganda putra dengan skor 13-21, 21-19, dan 17-21. Sementara, Anthony ditumbangkan tunggal putra Jepang, Kento Momota, dalam permainan rubber game 21-10, 19-21, dan 13-21.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, tak puas dengan hasil tersebut. Dia menyayangkan peluang yang terbuang padahal Indonesia kirim banyak wakil.


"Pastinya memang kalau target pasti kami maunya juara karena secara kekuatan yang paling peluang karena kita mengirim banyak sekali tapi babak awal sudah saling ketemu," kata Susy kepada detikSport di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Senin (15/4/2019).

Tapi, Susy bilang, ada kemajuan yang ditunjukkan oleh wakil Indonesia di ajang tersebut. Salah satunya, meloloskan empat wakil dan dua di final.

"Tapi, kalau sudah begitu kan hasil tergantung di lapangan," katanya.

"Lalu sebenarnya kalau dilihat sebenarnya kita bisa all Indonesian final tapi karena lawan unggulnya jauh banget jadi ya belum tercapai," ungkap dia.

"Untuk Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon memang setelah domninasi dua tahun lalu, tahun ini sedikit ada beban karena peringkat satu jadi beban, incaran semua musuh juga dan sudah dipelajari permainannya," dia menjelaskan.

"Jadi memang harus siap lagi, atur strategi di lapangan. Bukan siap capek tapi konsentrasi karena semua ingin mengalahkan dia. Tapi bukan berarti mereka menurun. Enggaklah. Kalau dalam satu sekarang ini kan memang merata ya. Siapa yang lebih siap, lebih tahan, menguasai keadaan. Karena tiap pertandingan beda-beda, anginnya kemana dan lain-lain, itu yang menjadi penentu akhirnya," ujar dia.

(mcy/fem)

Hide Ads