Bertanding di Ningbo, China, Sabtu (20/4/2019), Eko yang turun di kelas 61 kg itu empat kali gagal mengeksekusi angkatan snatch dan clean and jerk pada enam kesempatan yang dia lalui.
Pada angkatan snatch, Eko hanya mampu mengangkat 133 kg atau nomor lima di bawah lifter China, Jepang, dan Vietnam. Juara dunia angkat besi 2018 itu gagal di dua percobaan angkatan 138 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dua wakil tuan rumah Fabin Li dan Fulin Qin masing-masing meraih medali emas dan perak dengan angkata total 312 kg (snatch 141 kg dan clean and jerk 171 kg) dan 302 kg (snatch 136 kg dan clean and jerk 166 kg).
Pelatih utama angkat besi Dirdja Wihardja tetap mengucap syukur atas hasil yang diraih Eko. Yang paling penting, menurutnya, slot Eko menuju Olimpiade Tokyo 2020 aman.
"Itu sudah bersyukur. Tadi sempat ngobrol pelatih China, Vietnam, Jepang, mereka bilang enjoy, yang penting masuk 5 besar, dan tiket Tokyo masih aman lah. Hal yang sama kami pikirkan saat ini," kata Dirdja kepada detikSport melalui pesan singkatnya.
Total angkatan Eko sebenarnya lebih baik daripada saat di Piala Dunia Angkat Besi di Fuzhou (297 kg). Meski demikian, Dirdja tak menampik persiapan Eko menuju Kejuaraan Asia terganggu karena sakit beberapa hari.
"Mungkin kesiapan kemarin ada sakit dua hari jadi kurang. Tapi luar biasa karena kalau dari angkatan totalnya sebenarnya naik dari sebelumnya. Lagi pula naik turun seperti ini tak hanya terjadi pada kita saja, negara lain juga," ujar dia.
"Iya pasti ada (terganggu) persiapannya jadi kurang maksimal. Tapi pasti siap engga siap ya harus siap mbak dan tim sudah berusaha sebaik mungkin untuk pertandingan tadi dan kami mensyukuri hasil yang kami dapat. Apalagi masih ada tingkatan dari Fuzhou kemarin," kata Eko, terpisah.
"Ke depan harus lebih siap lagi dari hasil ini. Mudah-mudahan untuk September bisa lebih maksimal lagi persiapannya," sambungnya.
(mcy/nds)