Tim pelatnas panahan memulai latihan menuju SEA Games 2019 Filipina dan Kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo sejak awal April 2019. Mereka berencana berlatih di Stadion Panahan, GBK, Senayan.
Untuk itu, PP Perpani berkirim surat kepada GBK, namun tak diizinkan. Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) tak memberikan acc, karena tak menyertakan rekomendasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sementara atlet dan pelatih sudah nyaman di tempat saya (Cijantung). Free," kata Anggoro saat dihubungi pewarta, Rabu (15/5/2019).
"Pihak Senayan (GBK) juga tidak mengizinkan tanpa ada surat dari Kemenpora. Dan itu sudah menerbitkan ultimatum sampai pertengahan April. Jika tidak ada SK maka akan dikenakan biaya. Saya enggak berani jamin kami ke sana tapi ternyata tidak reimburse kan sayang anggarannya. Apalagi dana juga terbatas," dia menjelaskan.
Anggoro mengatakan dari usulan sekitar Rp 36 miliar kepada Kemenpora, hanya disetujui sekitar Rp 6 sampai 7 miliar untuk mengakomodasi 16 atlet. Sementara saat ini atlet yang mereka pelatnaskan ada 24 orang.
"Ya alhasil sisanya kami biaya sendiri. Itu saja awalnya 28 atlet. Tapi kemudian kami (federasi) memutuskan untuk pelatnaskan 24 atlet dengan rincian,16 atlet dibayar Kemenpora sementara sisanya federasi yang membiayai," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan saat ini masih finalisasi di Deputi IV.
Namun, Gatot menyarankan, meski masih proses harusnya PP Perpani tetap melakukan pelatnas di Stadion Panahan GBK. Sebab, bakal ada reimburse.
"Artinya kalau sekarang ketentuan masih bayar, nanti kalau surat rekomendasi dari kami keluar pasti bahannya (nantinya) akan kami tarik mundur. Ini berlaku sejak ditetapkannya," Gatot menjelaskan.
"Tapi setiap pelatnas apapun cabornya dari Januari 2019 karena kalau tidak kan kasihan," dia menambahkan.