Indonesia tersingkir di semifinal Piala Sudirman. Skuat Merah Putih kalah 1-3 dari Jepang. Dari antara sektor yang dipertandingkan, tunggal putri menjadi salah satu yang gagal sumbang poin. Gregoria yang saat itu didapuk menjadi wakil kedua Indonesia kandas dari Akane Yamaguchi dengan skor kembar 13-21.
"Gregoria lawan Akane itu startnya lambat. Ini karena pemanasannya yang kurang dan saat itu saya memang cover di double. Tapi itu bukan alasan," kata Rionny di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (29/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru start saja Gregoria tertinggal 1-9 dari Akane. Waduh itu saya menyesal sekali. Padahal, seharusnya tunggal putri kita bisa sumbang poin. Karena, saya tahu lawannya pendek dan kecil tapi ulet. Makanya, seharusnya kami bisa tekanan ke lawan, tapi justru berbalik," dia menjelaskan.
"Cuma, memang fatal jadinya jika pemanasan belum bagus. Karena, saat masuk lapangan pasti ada rasa takut, tangannya juga dingin. Dari situ kan bisa ketahuan. Tapi, di luar itu memang gerakan menyerangnya kurang disiapkan apalagi lawannya sudah level tinggi. Jadinya seperti itu," dia menambahkan.
Gregoria memang tak main buruk-buruk amat. Dia juga sempat mengejar meski Akane kembali mampu memperlebar jarak.
"Iya, Akane dan (Nozomi) Okuhara setahu saya kalau tahu lawan sudah takut, itu pasti sudah dapat (celahnya). Dia akan terus mempertahankan (pola mainnya). Jadi kalau kita tak bisa bangkit ya enggak bakalan ambil gim," katanya.
Dari empat pertandingan yang dijalani Indonesia sejak fase grup di Piala Sudirman, tunggal putri hanya meriah satu kemenangan. Yakni, saat skuat Merah Putih menumbangkan Inggris 5-0.