Zohri tak henti-hentinya mencetak rekor di nomor spesialisnya, lari 100 meter putra. Sprinter asal Lombok Utara itu menjadi pemilik rekor nasional, juga atlet Indonesia pertama yang lolos Olimpiade 2020 Tokyo.
Kendati membuat kejutan demi kejutan, Zohri merasa tak melulu tampil dengan kondisi terbaik. Dia menyebut turun dalam balapan dengan kondisi gugup saat manggung di Kejuaraan Asia Atletik di Doha pada 22 April 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat di Kejuaraan Asia di Doha, Qatar itu, saya ngotot pas mau finis pada semifinal. Itu sebenarnya saya salah besar, padahal saya sudah mendapatkan pelajaran unifikasi agar bisa relaks," kata Zohri dalam wawancara dengan detikSport.
Kendati tampil dengan rasa gugup dan buru-buru ingin menang, Zohri, dengan catatan waktu 10,15 detik, berhasil memecahkan rekor nasional atas nama Suryo Agung Wibowo (10.17 detik).
"Saya dan teman-teman di pelatnas atletik itu mendapatkan pelajaran unifikasi dari Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Unifikasi itu pelajaran untuk fokus, juga keseimbangan, agar bisa relaks. Itu membuat saya sadar bahwa kami berdiri sendiri, ya berdiri di sini. Enggak mikir jauh ke sana, biar musuhnya ini," ujar Zohri.
"Makanya, saya diam, sadar diri sendiri sajalah, enggak tegang, relaks. Setelah tanding cooling down. apalagi malamnya final ya istirahat saja, luruskan kaki," kata atlet 18 tahun tersebut.
Resep itu mujarap. Zohri bisa lebih tenang saat tampil di final Kejuaraan Asia Atletik itu. Di akhir balapan, Zohri berhasil finis kedua, diganjar medali perak, dan memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri, dengan catatan waktu 10,13 detik.
Dia melanjutkan penampilan sip di kejuaraan atletik terbuka Golden Grand Prix di Jepang. Zohri finis ketiga dengan catatan waktu yang cukup untuk memecahkan rekor nasional, 10,03 detik. Dengan waktu itu, Zohri pun menjadi atlet Indonesia pertama yang lolos Olimpiade 2020.
(fem/fem)