Tunggal putra sempat disorot publik lantaran perfomanya yang buruk saat di Piala Sudirman 2019. Hanya satu kemenangan yang dicatatkan sektor ini sejak fase grup sampai semifinal.
Itu terjadi saat Anthony Sinisuka Ginting menang atas wakil Inggris, Toby Penty, di fase grup. Setelahnya, Anthony kalah dari Viktor Axelsen (Denmark) dan Kento Momota (Jepang). Jonatan yang turun di perempatfinal melawan Taiwan juga tumbang di tangan Chou Tien Chen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonatan pada akhirnya keluar sebagai juara. Ia mengalahkan Anthony lewat pertarungan tiga gim dengan skor 21-17, 13-21, 21-14.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti mengapresiasi kerja keras Jonatan dkk. Menurutnya, ini jadi pembuktian nomor tunggal putra kepada publik.
"Ya itu lah namanya pertandingan di mana persaingan ketat. Jadi Jonatan dan Anthony belajar dari kemarin. Pada saat Piala Sudirman mereka belum tampil maksimal, di bawah tekanan, jadi tanggung jawab dia harus sumbang poin maka tekanan tak bisa lepas, jadi baik strategi dan permainan tak keluar," kata Susy kepada detikSport, Senin (10/6/2019).
"Begitu juga Ginting kemarin main bagus, konsistennya juga lumayan, jadi kami lihat tunggal putra memang butuh pematangan di setiap pertandingan baik prestasi maupun permainan," dia menjelaskan.
"Jadi hasil kemarin sebetulnya kami kan bisa, atlet-atlet kami mampu, tapi penerapan di lapangan itu apakah bisa keluar polanya, strategi tepat atau tidak, atau malah mereka engga yakin dengan dirinya sendiri tapi paling tidak pembuktian lah."
Susy menerima kritik yang dialamatkan kepada kepengurusannya atau sektor tertentu. Baginya, itu jadi pembelajaran agar bekerja lebih keras.
"Kalau saya sih positif yang mengkritik ya terima kasih, tapi kadang-kadang kurang sopan mengkritiknya. Orang juga siapa sih yang mau kalah cuma saya enggak usah komentar. Bukan apa-apa jadi ribut, kita kerja saja," ujar dia.
"Orang kerja tak mungkin menyenangkan semua orang. Tak bisa juga kita juara terus, baik China Jepang enggak seperti mendominasi, enggak lah," kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini.
Gelar dari Jonatan di turnamen level 300 tersebut tak akan membuat PBSI puas. PBSI masih punya pekerjaan rumah untuk turnamen level-level berikutnya.
"Tapi ini membuktikan omongan orang, bukan kami tidak kerja, pemain asal-asalan juga enggak. Mereka juga mau usaha, menang kalah itu belakangan, membuktikan dulu. Tapi bukan berarti kami puas, senang, enggak lah. Masih ada turnamen BWF 500, turnamen level 700, 1000, jadi masih proses," dia menegaskan.
Simak Juga "Jonatan Christie Juara Australia Terbuka Usai Kalahkan Anthony":
(mcy/nds)