Beda Persepsi BOPI dan PBSI tentang Status Indonesia Terbuka

Beda Persepsi BOPI dan PBSI tentang Status Indonesia Terbuka

Mercy Raya - Sport
Rabu, 19 Jun 2019 19:05 WIB
Foto: Hasan Alhabsy
Jakarta - Badan Olahraga profesional Indonesia (BOPI) dan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berbeda persepsi tentang status Indonesia Terbuka. Seperti apa?

BOPI menuntut PBSI melewati prosedur yang tepat untuk menggelar turnamen bulutangkis Indonesia Terbuka 2019 yang dilangsungkan 16-21 Juli di Istora, Senayan, Jakarta. PBSI bersikukuh jika Indonesia Terbuka merupakan turnamen amatir, sehingga tak perlu meminta rekomendasi BOPI.

"Kami sudah mengundang PBSI. Mereka bercerita kalau statusnya itu satu rangkaian dari Badminton World Federation (BWF), mereka menyampaikan bahwa status pemainnya itu adalah satu rangkaian kinerja amatir, bukan profesional, yang profesional itu ada kejuaraan sendiri," kata pelaksana tugas Sekretaris Jenderal BOPI, Sandi Suwardi Hasan, di Kantor BOPI, Kemenpora, Rabu (19/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Tapi, dalam konteks ini, sepanjang itu hadiahnya besar, ada transaksi bisnis di sini, berarti itu profesional," ujarnya kemudian.

"Ya, kami masih mau mengkaji. Dalam waktu dekat kami mau ada pertemuan-pertemuan dengan badminton, dengan voli, basket untuk duduk sama-sama membicarakan kalender event 2019-2020 termasuk untuk menjustifikasi ini event amatir atau profesional," dia menambahkan.

Sandi juga menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih berkoordinasi secara internal terkait aturan yang bakal diterapkan.

"Terdapat banyak event saat ini yang masih kami diskusikan secara internal. Ada bulutangkis untuk Indonesia Terbuka, MXGP untuk otomotif, kemudian Proliga di voli, Indonesian Basketball League, ini yang kita lagi diskusikan lebih jauh," katanya.

"Jadi proses komunikasi itu yang menjadi kebijakan kami, sedangkan penanganannya nanti akan kami bicarakan apakah mereka sebatas mengurus rekomendasi. Sebenarnya rekomendasi kami itu bukan hanya sebatas rekomendasi itu saja, tapi record atas perjalanan proses olahraga profesional itu," dia mempertegas.

"Selambatnya 10 hari dari sekarang. Ketua minta minggu depan untuk koordinasi lagi," Sandi menambahkan.

(mcy/fem)

Hide Ads