Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, yang sekaligus ketua panitia Surabaya Marathon menyebut lomba lari yang memasuki edisi ketiga itu diminati hingga 6.005 pelari dari berbagai kalangan. Jumlah tersebut meningkat ketimbang tahun lalu.
"Saat awal digelar peserta mencapai 3.000 orang, tahun kedua 4.400 orang dan tahun ini sudah mencapai 6005 peserta," kata Sutandi, yang juga ketua panitia, kepada wartawan di kantor Humas Pemkot Surabaya, Rabu (31/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutandi menjelaskan peningkatan peserta itu sekaligus menjadi promosi wisata Kota Surabaya. Makanya, panpel menyiapkan rute maraaton yang melewati ikon kota.
"Jadi nanti yang akan dilewati seperti Tugu Pahlawan, terus ada Monkasel, KBS, bambu runcing dan Taman Bungkul. Dan banyak juga peserta yang ingin melihat tabebuya yang saat ini lagi bermekaran," terangnya.
Sementara itu, Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satlantas Polrestabes, M. Su'ud, siap mengawal keamanan ajang itu. Kepolisian telah mengatur rekayasa lalu lintas pada rute-rute yang akan dilalui para peserta. Di antaranya, penutupan jalan dilakukan sejak pukul 04.20 pada garis start di Jalan Embong Malang.
"Mulai pukul 04.20 WIB pada Minggu, akses menuju Embong malang kami sterilkan. Artinya, semua kendaraan tidak bisa mengakses Jalan Embong Malang karena garis start," kata Su'ud.
Selain garis start, lanjut Su'ud, sejumlah jalan protokol seperti jembatan Mayangkara Wonokromo ke arah selatan menuju A. Yani akan disterilkan. Semua pengguna jalan akan dilewatkan menuju Jalan frontage road.
"Sampai 12.30 WIB, baru bisa kami katakan normal. Karena, pukul 11.30 WIB, terakhir peserta masuk garis finis dan pukul 13.00 WIB, Surabaya normal kembali lalu lintasnya," ujarnya.
"Kami juga mengerahkan sebanyak 532 personel jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya, untuk mengamankan acara ini," dia menjelaskan.
(fem/fem)