Marciano harus menanggung tunggakan gaji 105 karyawan selama hampir setengah tahun. Itu tinggalan pekerjaan pengurus KONI Pusat 2015-2019 yang dipimpin Tono Suratman.
Dari awal terpilih, Marciano sudah mengetahui kondisi tersebut dan menjanjikan untuk segera menyelesaikannya. Tapi, saat pelantikan pengurus kabinetnya di Jakarta pada Kamis (1/8/2019), dia masih menemui jalan buntu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang mencari jalan. Saya sudah bicara dengan pihak-pihak terkait, mudah-mudahan dalam waktu yang tak lama bisa diatasi," kata Marciano usai pelantikan pengurus KONI Pusat di Hotel Borobudur, Jakarta.
"Dana (yang akan digunakan untuk membayar) rencananya dari yang sekarang dikelola. Sebab, anggaran di KONI sedang dibekukan," dia melanjutkan.
Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini menyadari tak mudah untuk menyelesaikannya. Tapi, dia menjanjikan dalam 100 hari masa kerjanya akan ada progres.
"Dalam 100 hari saya sebagai ketua umum harus ada kemajuan. Walau semua masalah tidak bisa diselesaikan dalam 100 hari, tapi kan masa kepemimpinan Ketua Umum KONI itu empat tahun. Kemajuan (pasti) ada," dia menjelaskan.
Selain itu, kata Marciano, dirinya juga sudah menyiapkan beberapa terobosan guna menambah pemasukan anggaran.
"Ke depan olahraga itu harus bertahap menjadi industri. Sekarang yang sudah bagus itu sepakbola, bulutangkis, dan bola basket. Mereka merupakan cabor yang sudah digemari banyak pihak dan menjadi industri. Namun, bagis cabor lain seperti sepak takraw dan lainnya, tentu kami harus mencari jalan agar bisa mencapai hal yang sama," kata dia.
"Karena itu, KONI di kepemimpinan saya, menuju kemandiriannya, kami berharap berangsur-angsur ketergantungan kami terhadap pemerintah bisa berkurang," dia menambahkan.
"Organisasi olahraga jangan selalu dicitrakan organisasi pengemis yang hanya minta-minta. Bahwa bekerja sama dengan organisasi olahraga itu akan saling menguntungkan. Caranya, dengan melakukan kerja sama dengan beberapa BUMN atau perusahaan besar," ujar dia.
(mcy/fem)