Quartararo menjadi fenomena pada gelaran MotoGP 2019. Ia tampil memukau pada musim perdananya turun di kelas teratas balap motor terpopuler di dunia ini.
Ia tercatat sudah empat kali naik podium pada musim ini. Terakhir ia finis kedua di MotoGP San Marino, setelah sebelumnya jadi runner-up di Catalunya lalu naik podium tiga di Belanda dan Austria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada MotoGP San Marino di sirkuit Misano pekan lalu, Quartararo bertarung dengan juara dunia MotoGP, Marc Marquez, untuk merengkuh posisi teratas. Meski kemudian hanya finis di posisi kedua penampilannya dalam balapan tersebut mendapatkan banyak apresiasi.
Pebalap 20 tahun ini mengaku duelnya dengan Marquez adalah pertarungan terbaik selama kariernya. Ia juga memilih merendah dengan mengatakan masih perlu banyak belajar kepada Marquez di ajang MotoGP.
Pernyataan Quartararo tersebut menurut Morbidelli hanya sekadar taktik untuk membuat para pesaingnya gentar kepada pebalap kelahiran Nice ini. Ia merasa rekan setimnya tersebut saat ini telah memiliki kemampuan yang luar biasa.
"Ini adalah hal-hal yang Anda katakan ketika Anda masih muda untuk sedikit menakuti pesaing Anda. Dari Valentino (Rossi) saya bisa belajar beberapa hal soal ini, tetapi saya tidak tahu apakah ini bisa digunakan dalam kesempatan lain," ujar Morbidelli dikutip dari Yahoo Sport.
"Menurut saya Fabio tidak perlu belajar banyak hal lagi di MotoGP: dia melesat, dia lebih kuat dari semua orang, jadi dia tidak harus belajar banyak hal lagi."
"Dia menjadi yang terdepan di setiap putaran: apa yang tersisa untuk ia pelajari? Bagaimana berada setengah putaran di depan semua pebalap?"
"Saya merasa itu lebih merupakan langkah (strategis) untuk membuat saingannya berpikir kemampuannya bisa lebih meningkat lagi. Ini merupakan taktik, karena sekarang Fabio tidak punya banyak lagi untuk dipelajari," ungkap pebalap Petronas Yamaha ini.
(pur/raw)