Setelah melakukan kunjungan pertama pada Jumat lalu, Amali melanjutkan tur pelatnas keduanya setelah tergabung dalam Kabinet Jokowi usai acara serah terima jabatan yang dilakukan pada 24 Oktober lalu.
Sebelumnya, dia mengunjungi panahan, atletik, dan karate. Kali ini, agenda menteri asal Gorontalo itu kembali menjalani tur pelatnas ke lapangan tenis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya sejak kemarin, pekan lalu, saya sudah datang ke cabor-cabor. Saya datang untuk memastikan tentang kesiapan atlet menuju SEA Games Filipina 2019 secara langsung," kata Amali di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Senin (28/10/2019).
"Saya juga mengajak Deputi IV yang membawahi langsung pelatnas atlet, serta Chief de Mission SEA Games Harry Warga Negara, supaya ketika ada masalah kami bisa langsung cari jalan keluar," dia menjelaskan.
"Saya ingin mendengar keluhan langsung dan mencatatnya. Tak mungkin kita hanya duduk di belakang meja Kemenpora saja. Kami akan usahakan sebaik-baiknya agar kesiapan atlet berjalan lancar," dia menambahkan.
Amali menilai dari sejumlah kunjungan yang dilakukan diklaim sudah sesuai dengan induk cabor rencanakan. Meski begitu, Amali ingin atlet lebih mempersiapkan diri lagi, sebab yang dihadapi di SEA Games akan berat.
"Yang saya dengar tuan rumah ini semaunya memangkas nomor termasuk pencak silat. Hampir setengahnya tidak dipertandingkan. Ya, mereka takut emasnya diambil oleh kita sementara mereka ingin menjadi juara umum," ujarnya.
"Nah, khusus di tenis lapangan ini memang kami harapkan bisa memberi medali emas dan menjadi salah satu yang diandalkan," dia menambahkan.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda Anwar mengatakan tenis mematok target dua emas dari sektor ganda, yaitu ganda campuran Asian Games 2018, Aldila Sutjiadi/Christopher Rungkat, dan ganda putri, Beatrice Gumulya/Jessy Rompies.
"Target kami dua medali emas dan kami terus mempersiapkannya. Rencananya, 10 hari sebelum berangkat kami akan kumpul dulu semua untuk pemantapan. Sebab, beberapa atlet masih ada yang ikut turnamen di luar juga," kata Rildo.
Di luar persiapan, Rildo juga sempat meminta pemerintah untuk membantu sarana prasarana untuk pertandingan internasional.
"Selama ini kan cuma di Sultan. Tadi dibilang ada tanah Kemenpora di Cibubur. Kami ingin mengajukan itu ke Kementerian PU PR untuk dibangun. Sebab, lapangan yang di Sultan dan Epicentrum kurang layak. Sebab, atlet itu yang penting banyak bertanding agar atlet semakin siap," ujarnya.
(mcy/fem)