Oegroseno Terkejut KOI Serius Tak Kirim Atlet Tenis Meja ke SEA Games

Oegroseno Terkejut KOI Serius Tak Kirim Atlet Tenis Meja ke SEA Games

Femi Diah - Sport
Selasa, 19 Nov 2019 13:35 WIB
Ketua PP PTMSI Eogroseno (Rengga Sancaya/detikSport)
Jakarta - PP PTMSI yang dipimpin Oegroseno terkejut dengan komposisi kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina. Sebab, Merah Putih betul-betul tak mengirimkan atlet tenis meja.

Oegroseno mengetahui kepastian Indonesia tanpa tenis meja ke SEA Games 2019 dari salah satu wasit yang memimpin pertandingan di Batam. Padahal, dia telah mengirimkan daftar atlet dan pelatih, serta ofisial kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sesuai waktu yang ditetapkan.

PTMSI mendaftarkan Rafanael Nikola Niman, Hafidh Nuur Annafi, Arfan Seina Pramudya, Syarizal Nauval Akbar Mamonto untuk mengisi skuat putra. Kemudian di bagian putri mengandalkan NovidaWidarahman, Siti Aminah, Tyas Shaharani, dan Isna Syafira Khalif Ilma. Mereka didampingi manajer Wong Kien Wa, pelatih Ersan Susanto dan Meng Xiaoxu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya terkejut saat diberi tahu oleh wasit asal Filipina itu kalau Indonesia tak mengirimkan tenis meja di SEA Games. KOI tidak pernah mengajak bicara saya," kata Oegroseno via sambungan telepon, Selasa (19/11/2019).


Oegroseno bilang dalam menyiapkan atlet itu dia telah menghabiskan dana mencapai Rp 15 miliar. Dana terbesar digunakan untuk menggelar kejuaraan tenis meja di Yogyakarta dan Batam.

Oegroseno menduga keputusan itu diambil karena terbentur masalah dualisme kepengurusan PTMSI. Dengan modal pengesahan dari putusan PTUN pada pertengahan 2014 hingga 2015 dan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 274K/TUN/2015, dia meminta agar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tidak salah menentukan pengurus Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) yang sah. Sementara itu, dia menilai kepengurusan di bawah Lukman Edy dan Peter Layardilay bukanlah pengurus PP PTMSI yang sah.

"Seharusnya KONI mengukuhkan organisasi yang memiliki badan hukum dan sudah dikuatkan PTUN, bukannya organisasi terlarang. Apakah KONI dan pemangku kebijakan sudah membaca peraturan itu," ujar mantan wakapolri itu.

Rencana untuk tak mengirimkan atlet tenis meja sempat mengemuka sebelum batas waktu pendaftaran atlet ditutup. Oegroseno berupaya untuk meminta perubahan kepada KOI dan melaporkan mantan ketua KOI, Erick Thohir kepada kepolisian.

Indonesia mengirimkan 1.349 orang, yang terdiri dari 837 atlet, 52 manajer, 192 ofisial, 69 ofisial mandiri, 31 extra official, dan 168 orang headquarter. Atlet-atlet itu akan tampil dalam 51 cabang olahraga (65 disiplin cabor).




(fem/din)

Hide Ads