Eko Yuli Mengejar Emas Kelima SEA Games

Laporan dari Filipina

Eko Yuli Mengejar Emas Kelima SEA Games

Randy Prasatya - Sport
Kamis, 28 Nov 2019 15:36 WIB
Eko Yuli Irawan saatberlatih di Manila menjelang SEA Games 2019. (Grandyos Zafna/detikSport)
Manila - Lifter kenyang pengalaman Eko Yuli Irawan kembali turun di SEA Games 2019 Filipina. Dia membidik medali emas kelima di pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia Tenggara itu.

SEA Games 2019 ini berjarak 12 tahun sejak Eko meraih medali emas pertamanya, SEA games 2007 Nakhon Ratchasima. Sejak itu itu, Eko langganan naik podium tertinggi. Hanya di SEA Games 2017, Eko tergelincir, dia merih perak setelah dikalahkan lifter Vietnam, Trinh Van Vin.

Mendekati perlombaan pada SEA Games 2019 di Manila, Eko masih memiliki PR untuk menurunkan berat badan. Selain itu, Eko, yang akan tampil di kelas 61 kg, membeberkan banyak hal kepada detikSport.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berikut petikan wawancara detikSport dengan Eko Yuli di Manila:

detikSport (d): Eko, apa yang menjadi fokus saat ini seiring makin dekatnya pelaksanaan SEA Games?

Eko Yuli (E): Saat ini, saya fokus menurunkan berat badan. Pelan-pelan diturunkan. Sekarang kemungkinan 65 kg, nanti main di 61 kg jadi masih ada 4 kg lagi. Mengatur itu (berat badan) dan jaga kondisi agar tak sakit.

d: Bagaimana caranya?

E: Saya mengatur pola makannya, tinggal dikurangi porsinya, malam ganti buah, siang baru lauknya. Porsinya mulai agak dikurangi. Kalau ada waktu sauna nanti dibantu sauna.

d: Puasa juga?

E: Enggak, masih belum sampai. Mungkin nantilah hari-hari terakhir mungkin. Kalau enggak turun nanti puasa. Paling ke sauna.

d: Latihan di sini terus?

E: Ya. Fasilitasnya, kalau di dalam sini menurut saya sudah oke untuk SEA Games. Saya belum tahu venue latihan. Toilet baru besok dibuka. Kami kan terlalu cepat datangnya.

d: Kalau terkait alat?

E: Ya sesuai standarlah.

Eko Yuli Mengejar Emas Kelima SEA Games


d: Soal peta kekuatan lawan, Vietnam masih menjadi yang paling beratkah?

E: Iya yang tahun 2019 ini, yang world champ. Terus, bukan yang Asian Games lalu. Jadi, yang Asian Games 56 kg, dia naik kelas. Itu yang jadi lawanku sekarang.

d: Apakah angkatannya sudah stabil?

E: Kalau saya sendiri, stabil untuk total angkatan di Asian Games belum. Untuk 312 kg masih belum. Tapi, kami berusaha untuk 310 kg. Mendekatilah. Kan terbaiknya tahun ini kan baru 306 kg. Iya, saya. Di event ya. Di Kejurnas waktu Pra-PON, Kejuaraan Dunia kemarin, 140 snatch, 166 clean and jerk. Sementara masih segitu terbaiknya di pertandingan. Kalau pas latihan memang pernah cuma kondisi badan berbeda saat bertanding dan latihan. Di latihan enggak terlalu main berat badan dan pas kondisinya berat badan.

d: Jadi, untuk di SEA Games ini, target medali apa, menngingat kemarin di SEA Games Kuala Lumpur perak?

E: Saya pengennya emas. Total angkatan inginnya 310 kg ada peningkatan. Syukur kalau bisa lebih, kita lihat lawannya juga. Snatch itu tiga angkatan bersih dulu. Kalau bisa, syukur bisa meninggalkan jauh. Start angkatan itu bisa meninggalkan jauh untuk emas. Start, patenin ketiga, baru cari total angkatan. Latihan rekor terakhir masih 170 kg, 175 kg sebelum engkel sakit. Snatch masih 138 koma sekian kg. 140 kg justru pas kejuaraan dunia kemarin.

d: Kondisi engkel sekarang bagaimana? Apakah kasih mengganggu?

E: Sebenarnya kan mesti stabil. Tapi, tahun ini banyak kendala. Saya masih ada cedera engkel kaki sama apa di samping paha ini. Masih kaku kadang buat posisi bangun dan narik. Bikin gerakan kaku enggak lincah. Diginiin (sambil memberikan contoh) pas habis latihan, dipijat di sana. Mau enggak mau ditangani begitu. Nanti pake masseur kontingen.




Hide Ads