Surabaya -
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur berjanji untuk menelusuri penilaian tak perawan terhadap atlet senam artistik
Shalfa Avrila Siani. Dengan alasan itu, Shalfa sampai dicoret dari tim
SEA Games 2019 Filipina. Shalfa, melalui ibundanya Ayu Kurniawati, kecewa dengan keputusan pelatih pelatnas senam artistik. Pesenam asal Jatim itu didegradasi dari pelatnas pada pertengahan November sehingga gagal ke SEA Games 2019. Ayu bilang pelatih pelatnas beralasan pemulangan Shalfa itu terkait keperawanan putrinya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Senam Seluruh Indonesia (Persani), Ita Yuliati, bersikukuh pencoretan sudah sesuai prosedur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil mengatakan belum mengetahui secara pasti sebab tuduhan tidak perawan tersebut. Dia akan menyelidikinya.
"Makanya itu yang saya belum tahu, itu bagian dari persoalan saja. Makanya, saya berpikir sebenarnya tidak mungkin anak ini melawan dengan barang bukti keperawanan, kalau tidak ada tuduhan seperti itu," kata Nabil di Surabaya, Jumat (29/11/2019).
Nabil memang sudah mendapatkan keterangan pemulangan Shalfa itu dari pelatih pelatnas senam. Dia bilang pelatih beralasan Shalfa didegradasi karena indisipliner yang menyebabkan penampilannya Shalfa juga merosot.
"Sekarang tuduhan itu tinggal bagaimana benar atau tidak, tapi kroscek kami kepada teman-teman pelatih bahwa itu bukan soal itu (tidak perawan) tapi soal indisipliner dan prestasi yang terjadi kemerosotan," dia menambahkan.
Nabil juga menyebut sebenarnya Shalfa merupakan atlet pengganti setelah
Tasza Miranda cedera. Dia menghuni pelatnas sejak selama empat bulan hingga dipulangkan pada November 2019.
"Jadi, selalu ada evaluasi posisi. Ini kan posisi pengganti sekitar 4 sampai 5 bulan yang lalu anak ini masih di pelatnas menggantikan Tasza. Karena Tasza harus operasi," ujar Nabil.
Kendati Shalfa memang merupakan atlet pengganti, Nabil menilai persoalan keperawanan itu tak patut dilontarkan. Apalagi, sampai menjadi alasan pencoretan atlet.
Nabil berjanji KONI akan menelusuri kasus itu.
"Jadi, kalau dalam konteks masalah-masalah yang lain saya belum tahu kok sampai ada (ujaran tak perawan). Jadi, intinya tidak dikeluarkan karena persoalan status keperawanan tadi, bukan soal itu tapi soal yang lain soal kedisiplinan terutama soal prestasi," ujar dia.
"Kan ada standarnya pertandingan atau perlombaan itu kan masing-masing cabang olahraga punya standar kita lagi menelusuri Kenapa muncul persoalan yang terpublikasi hal itu," Nabil menjelaskan.
Saat ditanya apakah sudah mengantongi nama pelatih yang menyebut atlet tersebut tak perawan, Nabil mengaku belum sampai ke sana. Dia masih berfokus menyelesaikan akar permasalahan terkait sebab Shalfa dipulangkan karena melakukan indisipliner.
"Saya tidak sampai detail ke hal itu karena yang penting wilayah kita adalah akar masalahnya," kata dia.