Lisa tampil di kelas 45 kg SEA Games 2019 yang berlangsung di Ninoy Aquino Memorial Stadium, Minggu (1/12/2019). Ini menjadi kali pertama Lisa tanding di ajang multievent dan mungkin akan menjadi yang terakhir karena usainya yang sudah menginjak 31 tahun.
PB PABBSI menaruh harapan besar pada Lisa. Dia ditarget bisa merebut medali emas karena melihat hasil di Kejuraan Dunia Angkat Besi di Pattaya, Thailand, tahun ini. Lisa meraih medali emas pada nomor clean and jerk dengan angkatan terbaik 95 kg dan medali perunggu untuk total angkatan 165 kg, setelah di angkatan snatch dia hanya mampu mengangkat 70 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan.
Ya, Lisa butuh dukungan dan itu lah yang dilakukan Eko Yuli dan Deni. Sebagai lifter paling senior mereka tahu benar apa yang harus dilakukan untuk mendukung atlet 'baru' seperti Lisa.
"Ayo, Lisa. Fokus. Bisa," teriak Eko dan Deni bersahutan saat akan mengangkat angkatan clean and jerk.
Peluang Lisa untuk mendapat emas terbuka di clean and jerk. Setelah di angkatan snacth Lisa gagal di angkatan pertma 71 kg, sehingga hanya mampu mencatatkan angkatan terbaik 73 kg. Beda 4 kg dari atlet Vietnam, Voung Thi Yuen, dengan angkatan terbaiknya 77 kg.
"Ini kesempatan Lisa di clean and jerk karena itu kekuatannya. Sementara lifter Vietnam itu lemah," komentar Eko.
"Sebenarnya patokannya pada lifter Myanmar, jika dia gagal maka peluangnya besar," timpal Deni.
Benar saja, lifter Myanmar OO Zin May gagal mengeksekusi tiga angkatannya, sehingga Lisa dan Vuong tinggal bersaing untuk merebut keping emas. Vietnam sudah mengamankan angkatan clean and jerk terbaiknya 95 kg.
Lisa yang tertinggal 4 angka dari angkatan total terpaksa harus berani mengangkat 100 kg. Tapi gagal. Sampai-sampai tak kuasa menahan tangis.
"Saya sebagai teman cukup puas karena dari segi latihan dia tak pernah narik 100k, 97 kg pun tak pernah narik. Tapi cukup puas," kata Deni.
Deni dan Eko baru akan bertanding Senin (2/12).
"Kami saling support. Kita kan istirahat masih ada malam. Jadi ketika ada teman bertanding siangnya usahain tetap support langsung. Itu solidaritas teman lah. Apalagi di negeri orang belum tentu Indonesia ada penonton," ujarnya.
"Tadi merasa merinding, bergejolak lah, naik. Dia yang mengangkat dia, kita yang dingin," tambahnya.
(mcy/din)