Olimpiade Makin Dekat, Siapa Jagoan PBSI di Tokyo?

Olimpiade Makin Dekat, Siapa Jagoan PBSI di Tokyo?

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 21 Des 2019 17:31 WIB
Dua ganda bersaing menuju tiket Olimpiade 2020 (Vincent Kessler/REUTERS)
Jakarta - Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, tak bingung memilih dua ganda putra di Olimpiade 2020. Dia punya cara untuk menentukan wakilnya.

Olimpiade di Tokyo berlangsung 24 Juli sampai 9 Agustus. Khusus sektor ganda putra, Indonesia saat ini menempatkan tiga pasang wakilnya di delapan besar perhitungan kualifikasi Olimpiade.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menempati peringkat satu dan dua. Sementara Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berada di peringkat tujuh.

Sementara Jepang menempatkan dua wakilnya di peringkat keempat dan kelima, Korea Selatan ada satu wakil di peringkat keenam, dan China menempatkan wakilnya di peringkat ketiga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Meski perhitungan poin masih berlajan hingga lima bulan ke depan, Herry tak terlalu pusing untuk menetapkan. Apalagi dia sudah punya cara untuk memilih yang terbaik.

"Dari awal saya selalu bilang siapa yang mewakili Indonesia (di Olimpiade) sesuai ranking yang terbaik. Siapa yang terbaik dia yang lolos," kata Herry kepada detikSport, Sabtu (21/12/2019).

"Jangan sampai ranking sudah baik tapi tidak dikirim, tidak bisa seperti itu. Harus riil, mereka berkompetisi dan bersaing secara sehat," dia menjelaskan.

Di sisi lain, Herry akan mengatur frekuensi penampilan para pebulutangkis Indonesia di turnamen-turnamen menjelang Olimpiade. Apalagi, banyak pertandingan juga yang penting menuju pesta olahraga terakbar di dunia itu.




Seperti diketahui kegagalan Kevin/Marcus di beberapa turnamen penting seperti All England, Kejuaraan Dunia, dan BWF World Tour Finals 2019 karena kurang selektifnya memilih turnamen yang penting. Alhasil peak pemain jadi cepat menurun.

"Menuju Olimpiade 2020 banyak juga pertandingan penting. Ada Thomas Cup, All England juga, ya tinggal diatur saja. Artinya, pemain tidak akan terlalu ditekan atau ditarget seperti 2019 dan semua pemain harus ikut. Jadi yang sudah lolos Olimpiade tinggal diatur saja mana yang perlu supaya peaknya di Olimpiade tercapai," demikian dia.






(mcy/mrp)

Hide Ads