Pebalap Red Bull Racing itu dua kali lolos dari hukuman Federasi Otomotif Internasional (FIA) saat melakukan aksi berbahaya di Grand Prix Austria dan Silverstone 2019. Pada kedua insiden itu, Verstappen tengah bersaing ketat dengan rivalnya, Charles Leclerc.
Di Austria, ia menyalip Leclerc secara agresif sebelum menyelesaikan balapan sebagai juara. Sementara di Inggris, Verstappen bersama pebalap Ferarri itu saling bersenggolan di tikungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai tindakannya yang lolos dari hukuman steward, Verstappen menganalogikan pemberian hukuman di F1 dengan sepakbola. Menurutnya keputusan itu bergantung kepada para pengadil yang menyaksikan kejadian tersebut.
"Masalahanya, itu sama dengan sepakbola, kan? Anda memiliki wasit yang berbeda dan beberapa dengan mudah memberikan kartu kuning, sedangkan yang lainnya tidak. Itu juga sama di sini," kata Verstappen dikutip dari Autosport.
"Mereka jelas mengetahui buku aturannya. Namun tetap saja para steward memiliki sedikit pendapat tentang apa yang sepantasnya anda dapatkan," dia menambahkan.
"Terkadang anda bisa lolos dari kartu kuning dan kemudian wasit yang lain memberimu kartu merah. Anda pun bertanya 'apa yang sebenarnya terjadi?'. Itu persis sama, saya rasa, dengan Formula 1," Verstappen menerangkan.
Verstappen menyelesaikan musim F1 2019 di posisi ketiga, sementara Leclerc di urutan keempat. Gelar juara F1 disabet pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, sedangkan runner-up ditempati rekan setim Hamilton, Valterri Bottas.
(bay/bay)