Dwi meraih emas setelah mengalahkan wakil Filipina, Debby Hate, 3-2 pada laga final di Royce Hotel, Clark, Filipina, Minggu (1/12/2019). Ajang itu dinilai oleh 13 juri. Aspek yang dinilai musik, koreo, teknik, dan ketepatan irama musik.
Tapi, rupanya emas itu tak masuk perhitungan dalam klasemen Indonesia. Sebab, nomor itu diputuskan sebagai laga ekshibisi karena hanya diikuti oleh dua National Olympic Commmitee (NOC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahunya pertandingan itu resmi. Setelah dapat medali emas, keesokan harinya baru diberi tahu kalau cuma ekshibisi. Saya mendapat kabar itu hancur pasti. Sakit hati. Soalnya latihan sudah sampai empat bulan, meninggalkan keluarga, saat menang dikasih tahu begitu, pasti kecewa," kata Dwi kepada detikSport, Rabu (8/1/2019).
"Sempat putus asa karena tak terbuka dari awal. PP juga katanya enggak tahu. Saya tak mengerti bagaimana karena saya masuk dance sport juga baru. Pokoknya semua berjalan seperti biasanya," dia menambahkan.
"Kalau bilang ekshibisi saya tak perlu ada harapan lain, tapi ini resmi pasti ada harapan dapat bonus makanya harus menang. Perjuangannya mau lawan berapa saja harus dihadapi. Tapi dikasih tahunya ekshibisi. Ah, parah deh," sesal dia.
Selain menyoroti ketiadaan informasi, Dwi juga berharap agar bonus sebagai peraih emas tetap dihitung. Para peraih emas SEA Games 2019 diganjar bonus Rp 500 juta.
"Dari Pengurus Pusat (PP) Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI) sih masih menunggu, dari kemenpora juga menunggu, belum ada kepastian (sampai sekarang)," kata Dwi Cindy.
Anak kedua dari empat bersaudara ini bilang, jika CdM Indonesia Harry Warganegara, sudah mengajukan surat kepada Panitia Penyelenggara SEA Games 2019, khususnya kepada Chief Operating Officer PHISGOC, pada 29 Desember. Dalam surat tersebut tertulis ada permintaan untuk memasukkan medali emas Dwi ke klasemen Indonesia. Toh, kalau dimasukkan tak akan mempengaruhi klasemen negara lain dalam SEA Games.
Selain itu, surat juga ditujukan agar atlet kelahiran 23 Desember 1990 ini bisa mendapatkan bonus dari pemerintah.
"Sama pak Harry itu katanya masih diperjuangkan sampai sekarang. Kemarin di-update ke PHISGOC juga, cuma belum ada balasan dari mereka," Dwi menjelaskan.
Simak Video "Video: Pramono Pede Jakarta International Marathon 2025 Berjalan Lancar"
[Gambas:Video 20detik]