Taring Tunggal Putri Masih Tumpul, Persaingan Memang Kian Ketat

Taring Tunggal Putri Masih Tumpul, Persaingan Memang Kian Ketat

Mercy Raya - Sport
Kamis, 13 Feb 2020 19:07 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Fitriani mencoba mengembalikan kok ke arah lawannya unggulan keempat asal Thailand Ratchanok Intanon pada babak kedua Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (25/1). Indonesia gagal meloloskan atletnya ke babak perempat final tunggal putri setelah satu-satunya wakil yang tersisa, Fitriani, kalah dengan skor 17-21 dan 16-21. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/18
Tunggal putri Indonesia sudah menurun prestasinya dalam sedekade terakhir ini (Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto)
Jakarta -

Peraih perunggu Kejuaraan Dunia 2015 Linda Wenifanetri mengomentari laju tunggal putri Indonesia sepeninggalnya dari Pelatnas PBSI. Apa katanya?

Prestasi pebulutangkis tunggal putri Indonesia tak seimbang dengan tunggal putra sejauh ini. Atlet asuhan Rionny Mainaky belum menunjukkan prestasi yang signifikan. Tunggal putri hanya satu kali menyumbangkan gelar di Thailand Master 2019 oleh Fitriani, sebelum kemudian gagal dipertahankan pada tahun ini.

Tak hanya itu, dari dua wakil yang ditargetkan lolos kualifikasi Olimpiade 2020, hanya Gregoria Mariska Tunjung yang lolos 16 besar. Dia menempati peringkat 14 race to Olympic Tokyo dengan poin 43,400. Sementara Fitriani dan Ruselli Hartawan yang diharapkan bisa mendampingi Gregoria masih tertinggal jauh di peringkat 18 dan 21.

Peringkat Fitriani diprediksi menurun menyusul tidak diikutsertakannya dia ke Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia 2020 di Manila, 11-16 Februari.



Padahal, aturan BWF, setiap pemain yang turun dalam satu laga kejuaraan beregu, terlepas menang atau kalah, akan mendapatkan tambahan angka 10 persen dari jumlah poin kualifikasi Olimpiade yang telah mereka kumpulkan.

"Ya, dibilang menyayangkan (soal tunggal putri belum berprestasi) tapi kan semua negara sudah berkembang. Kalau zaman dulu hanya China dan Korea (mendominasi) selesai. Sekarang Thailand ada, Spanyol ada, Taiwan ada, Denmark bangkit, jadi tinggal motivasi yang sekarang di pelatnas saja," kata Linda ketika ditemui di Gelanggang Remaja Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2020).

Peraih medali perunggu Asian Games 2010 Guangzhou ini meyakini Gregoria dkk memiliki kemauan dan tujuan yang tinggi dalam bulutangkis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Saya yakin semua punya pasti kemauan. Tapi kan ada masanya mereka 'aduh saya kok belum bisa ini', saya melihatnya wajar, tapi gimana caranya mereka untuk bangkit dari rasa down. Karena mereka masih punya motivasi dan punya tujuan, atau minimal idola," sambungnya.

"Jujur saja, saya dulu itu mengidolakan Susy Susanti. Saya berangan, suatu hari saya ingin menjadi seperti dia (Susy). PBSI pun pasti memiliki tujuan-tujuan itu, misal SEA Games, Asian Games, Thomas Uber Cup, Olimpiade. Tapi ya persaingan putri memang ketat. Setelah saya memang eranya mereka Gregoria dan Fitri. Ya semoga mereka bisa memberikan yang terbaik di turnamen-turnamen internasional," harap perempuan berusia 30 tahun ini.

ADVERTISEMENT




(mcy/mrp)

Hide Ads