Tanpa Uji Coba Menuju Olimpiade, Atlet Tetap Digaji?

Tanpa Uji Coba Menuju Olimpiade, Atlet Tetap Digaji?

Mercy Raya - Sport
Senin, 30 Mar 2020 14:00 WIB
Pandemi Corona membuat pesta olahraga Olimpiade 2020 Tokyo terpaksa ditunda tahun depan. Hal itu ditandai dengan pemulihan api khas Olimpiade di kawasan Jepang Utara.
Tanpa Uji Coba Menuju Olimpiade, Atlet Tetap Digaji? (AP Photo)
Jakarta - Penundaan Olimpiade 2020 Tokyo berdampak pada nasib pelatnas cabang olahraga. Hal itu juga memunculkan spekulasi soal nasib uang sakunya. Bagaimana?

Olimpiade 2020 ditunda hingga tahun depan. Keputusan tersebut diambil tuan rumah Jepang dan International Olympic Committee (IOC) karena virus corona.

Di Indonesia, sebagian cabor yang diproyeksikan Olimpiade memulangkan atletnya ke daerah. Contohnya, cabor atletik. Sedangkan pelatnas PBSI, Cipayung masih tetap jalan namun tidak semaksimal seperti biasanya dan hanya untuk menjaga daya tahan tubuh atlet.

'Penyetopan' pelatnas sementara memunculkan spekulasi soal nasib uang saku atlet yang diterima tiap bulannya. Apalagi tidak semua cabor sudah melakukan nota kesepahaman dengan Kemenpora terkait anggaran pelatnas 2020.



Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, mengatakan meski sampai kini belum ada penandatanganan nota kesepahaman dengan Kemenpora, namun pihaknya masih menggaji penuh atletnya untuk sementara waktu. Meskipun Lalu Muhammad Zohri dkk dipulangkan ke daerah.

"Sementara belum (ada pemotongan gaji atau penyetopan)," kata Tigor kepada detikSport, Senin (30/3/2020).

Tigor menjelaskan pihaknya tidak bisa berspekulasi sampai kapan atletnya akan tetap digaji. Namun, sampai kini belum ada wacana seperti itu. Menyesuaikan kesepakatan Kemenpora, PASI seharusnya menerima sekitar Rp 8 miliar untuk anggaran pelatnas 2020 dan lima atlet proyeksi Olimpiade. Di antaranya, Lalu Muhammad Zohri, Emilia Nova, dan Sapwaturrahman.

"Keadaan itu bisa terjadi karena kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Misalnya begini, pelatnas seharusnya ada evaluasi melalui try out. Sekarang try out tidak ada, lalu bagaimana mengevaluasinya. Itu yang harus digodok semua," ujarnya.



Sementara itu, PP PBSI mengaku tetap menjalankan amanah anggaran dari Kemenpora. Mereka juga terbantu karena masing-masing atlet sudah dikontrak dengan sponsornya masing-masing selama satu tahun.

"Kalau bulutangkis di PBSI tidak ada (penyetopan). Mereka juga ada kontrak setahun dengan sponsor masing-masing. Kalau uang saku dari Kemenpora itu terkait yang kualifikasi dan proyeksi Olimpiade masih terus berjalan sesuai rencana awal," kata KabidBinpres PBSI, Susy Susanti, terpisah.

"Cuma untuk try out, arahan Kemenpora, turnamen yang dibatalkan dan ditunda akan kami tukar ke pertandingan lain. Seperti New Zealand, India, dan Jepang, turnamen itu seharusnya kami jalankan tapi ada bukti dicancel. Jadi tetap secara data dan planning jelas dan ada pertanggungjawaban atlet," tegas dia.


(mcy/aff)

Hide Ads