PP PBSI menerapkan aturan ketat selama para pebulutangkis menjalani isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung. Selain dilarang keluar, Fajar Alfian cs juga harus cuci baju sendiri.
Tim All England hampir dua pekan sudah menjalani karantina virus corona di Pelatnas PBSI, Cipayung. Isolasi mandiri dilakukan untuk memastikan seluruh atlet dan ofisial dalam keadaan sehat ketika bertemu keluarganya kelak.
Belakangan, pada 25 Maret, PBSI kembali mengeluarkan surat keputusan dengan membolehkan pebulutangkis kembali ke rumah. Dengan catatan kondisi si atlet dalam keadaan sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di asrama berarti diisolasi," kata Kepala bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PBSI Susy Susanti kepada detikSport lewat sambungan telepon.
"Tidak boleh keluar dan lebih mandiri sebab cleaning service dan tukang cuci segala macam (kami) liburkan. Istilahnya mereka harus mandiri," ucapnya.
Begitu pula jika ada atlet yang memilih untuk menjalani karantina di rumahnya masing-masing. Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona ini menegaskan, hal itu menjadi tanggung jawab si atlet dan keluarganya.
"Kami kan tidak tahu jika mereka mau keluar atau bagaimana. Kami tidak bisa pantau. Jadi paling yang di luar koordinasi by aplikasi WhatsApp saja. Seperti itu arahannya," ujar Susy menjelaskan.
98 persen atlet, baik yang dari All England maupun atlet pratama, disebut Susy lebih memilih tinggal di asrama agar berada di pengawasan PBSI. Hanya empat atlet yang kembali ke rumah karena sudah berkeluarga, di antaranya Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.
"Yang ada di Pelatnas tetap melakukan latihan setiap hari tapi tidak ada program tepat yang diberikan. Saat ini kesehatan dan keselamatan atlet yang utama. Jadi bebas aktif. Mungkin ada yang kebutuhan service, stroke, kan biasanya tiga program, ini cuma satu program, jaga performance saja jangan sampai drop, jaga feeling," tuturnya.
(mcy/krs)