Olimpiade Tokyo resmi bergulir 23 Juli sampai 8 Agustus. Keputusan diambil untuk mencegah penyebaran virus corona lebih luas. Cabor yang mempersiapkan atletnya untuk Olimpiade mengambil sejumlah kebijakan. Salah satunya dengan mengembalikan atletnya ke daerah. Sementara itu, cabor-cabor lain ada yang tetap menjalani latihan seperti biasa di messnya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan membebaskan keputusan lanjut tidaknya pelatnas kepada masing-masing cabor. Hanya, dia menekankan untuk tetap melakukan protokol keolahragaan yang mengacu pada antisipasi penyebaran penyakit Covid-19.
"Pertama kami tidak pernah melarang pelatnas tetap berlanjut secara mandiri asal sesuai undang-undang dan protokol keolahragaan," kata Gatot kepada pewarta dalam sambungan telepon.
"Pelatnas silakan jalan asal jangan crowded. Serahkan kepada cabor, ada yang mau jarak jauh long distance supervisi atau di lapangan bersama tapi physical distancing tetap dilakukan. Utamakan physical distancing sampai pandemi aman dan terkendali," dia menjelaskan.
Sementara itu, manajer tim angkat besi, Alamsyah Wijaya, mengatakan konsep karantina di Pelatnas PABSI sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Artinya, setiap atlet tidak boleh kontak langsung dengan orang lain.
"Kalau pelatihnya kan memang ikut karantina bersama. Cuma yang berbeda tim pendukungnya seperti masseur, recovery, itu dilakukan pembersihan lebih dulu. Tidak asal masuk, disemprot dulu dengan disinfektan dan baju harus diganti. Begitu pula sepatunya dijemur lebih dulu di tengah lapangan," kata Alamsyah.
"Sementara itu, kalau latihan sudah pasti physical distancing. Mereka atlet tidak bersentuhan. Untuk menyajikan makanan pun disajikan di tempat berbeda," ujarnya.
(mcy/aff)