PP PBSI merespons kemungkinan Piala Thomas dan Uber diundur lagi. Hal itu menyusul surat larangan berkegiatan dalam skala besar dari pemerintah Denmark sampai Agustus.
Skenario itu diambil Denmark untuk menekan angka penyebaran penyakit COVID-19. Sebelumnya, penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber 2020 telah mengalami penundaan. Dari semula akan digelar 14-24 Mei menjadi 15-23 Agustus 2020 di Aarhus.
"Kami harus bisa memaklumi apapun keputusan BWF, kalau memang harus dilakukan penundaan lagi," kata Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, dalam rilis yang diterima detikSport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua pasti menyesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi dan keselamatan menjadi yang paling penting saat ini," dia melanjutkan.
Apalagi, mundurnya jadwal akan mempengaruhi penyelenggaraan dua event penting BWF yaitu AGM (Annual General Meeting) 2020 serta BWF Member's Forum yang rencananya akan dihelat di sela Piala Thomas dan Uber 2020.
Baca juga: BWF Resmi Tunda Piala Thomas dan Uber 2020 |
Sedangkan BWF Member's Forum pada 20 Agustus 2020. AGM merupakan otoritas tertinggi di BWF, pertemuan ini biasanya dilangsungkan setiap tahun pada bulan Mei. Pertemuan ini membahas berbagai hal fundamental dalam induk bulutangkis dunia tersebut, diantaranya adalah perencanaan strategis dan anggaran di federasi serta pembahasan peraturan dalam bulutangkis.
Sedangkan BWF Member's Forum merupakan pertemuan BWF dengan para negara-negara anggota BWF yang bertujuan untuk membawa bulutangkis ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya peningkatan siaran bulutangkis di seluruh dunia, program bulutangkis Shuttle Time, peningkatan jumlah prize money bagi atlet, dan lain sebagainya.
BWF, Badminton Denmark, panitia penyelenggara, Sport Event Denmark serta pemerintah daerah Aarhus akan mengumumkan hasil keputusannya dalam waktu dekat.
BWF disebut akan menyiapkan sejumlah skenario untuk mempertimbangkan penundaan. Tentu dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan atlet, ofisial dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan menjadi prioritas utama.
Selain itu, juga dibutuhkan persiapan yang cukup panjang. "Jadi memang sangat gegabah kalau event sebesar Piala Thomas Uber tetap dipaksakan tanpa persiapan yang cukup hanya mengikuti jadwal yang ada," kata Budiharto.
(mcy/cas)