BWF Rilis Jadwal Turnamen Dunia, Ini yang Diwanti-wanti PBSI

BWF Rilis Jadwal Turnamen Dunia, Ini yang Diwanti-wanti PBSI

Mercy Raya - Sport
Kamis, 28 Mei 2020 17:50 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan (kiri) dan Melati Daeva Oktaviati berusaha mengembalikan kok ke ganda campuran China Wang Yi Lyu dan Huang Dong Ping pada laga final Denmark Open 2019 di Odense Sports Park, Denmark, Minggu (20/10/2019). Pasangan Praveen/Melati menjuarai Denmark Open 2019 setelah menang dari pasangan Wang/Huang dengan skor 21-18, 18-21, 21-19. ANTARA FOTO/Nafielah - Humas PP PBSI/hma/hp.
BWF Rilis Jadwal Turnamen Dunia, Ini yang Diwanti-wanti PBSI . (ANTARA FOTO/Nafielah - Humas PP PBSI)
Jakarta - Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti berharap keputusan BWF menggulirkan kembali turnamen sudah bulat. Dia tak ingin federasinya kembali merugi.

Menurut Susy, pembatalan sejumlah turnamen yang terjadi sejak virus corona mewabah secara global sempat membuat PBSI menguras kantung pendanaan. Bagaimana tidak, pendaftaran turnamen, booking hotel yang jauh-jauh hari dibayarkan terpaksa hilang. Dia berharap jadwal baru yang diumumkan Badminton World Federation (BWF) itu sudah memiliki jaminan dari si penyelenggara.


"Mungkin pertandingan sudah dijadwalkan tapi kesiapan itu dari panitia seperti apa? Kami kan harus yakin juga, bisa jamin enggak protokol kesehatannya. Lalu di sana diizinkan tidak," kata Susy kepada detikSport, Kamis (28/5/2020).

"Karena (meskipun) BWF sudah menjadwalkan tapi kalau di menit terakhir batal? Pertama sudah daftar, kedua booking hotel, nah itu yang terjadi pada waktu Januari lalu. Sampai terakhir lima pertandingan, cancel-cancel, kami habis berapa ratus juta, dan BWF tidak bertanggung jawab atau penundaan turnamen dan apa yang sudah dikeluarkan," dia menegaskan.

"Jadi banyak faktor yang kami pikirkan selain keselamatan dan kesehatan atlet yang utama, ini juga menyangkut di budget. Jangan setelah daftar dan booking kemudian batal lalu yang menanggung kami juga. Jadi kami harus melihat ke sana juga, tapi yang utama keselamatan atlet dan keamanan negara itu untuk menjamin," tambahnya.



Susy menyebut, ada 63 negara yang belum bisa menerima warga negara Indonesia untuk masuk. "Itu terakhir yang saya tahu. Nah, hanya China, Jepang, Hong Kong yang menerima kami, yang lainnya tak terima, terus bagaimana? Jadi kami masih perlu menanyakan lagi, proaktif, bukan hanya BWF, tapi dari sisi kita dan penyelenggara juga," kata istri dari legenda bulutangkis Alan Budikusuma ini.

"Tapi sembari itu atlet tetap disiapkan dengan programnya karena Juni kita masuk pelatnas yang pelan-pelan naik dan normal lagi meskipun dengan SOP kesehatan pemerintah," tutupnya.




(aff/krs)

Hide Ads