Nikmatnya Menonton Messi 'Mengacak-acak' Amerika

Adhi Prasetya - detikSepakbola
Jumat, 25 Agu 2023 10:40 WIB
Lionel Messi bersenang-senang di Inter Miami. Foto: USA TODAY Sports via Reuters Con/Aaron Doster
Jakarta -

10 gol. Tiga asis. Delapan laga. Satu trofi. Baru sebulan berlalu sejak Lionel Messi jalani debut bersama Inter Miami, ia langsung menancapkan kukunya di panggung sepak bola Amerika Serikat.

Messi sedang berbahagia. Bergabung dengan Miami memang kemauannya, bukan keputusan darurat seperti saat hijrah ke Paris dua tahun silam. Bila orang sedang senang, biasanya efeknya akan menular.

Meski tak dibekali skuad sedahsyat Barcelona atau Paris Saint-Germain, Messi tetap mampu membuat para pecinta soccer menahan napas, terpukau, menggeleng kepala. Seolah tak berhenti kagum dengan segala magis yang ditunjukkan sang bintang di lapangan.

Gol dramatis ke gawang Cruz Azul bisa ia ciptakan. Jika lepas tanpa kawalan, jangan harap gawangmu selamat. Dikepung lawan? Ia bisa mencari ruang. Tanya saja Nashville yang terdiam di final Leagues Cup.

Bermain lebih ke bawah? Tenang, asisnya berbicara. Leonardo Campana kini tahu apa rasanya mencetak gol via umpan matang Messi seperti Luis Suarez dan Kylian Mbappe. Dua golnya ke gawang Cincinnati bantu Miami lolos ke final US Open Cup.

Sepak bola Paman Sam seolah sedang diobrak-abrik oleh Messi. Delapan tim yang sudah ia hadapi sejauh ini merasakan dampaknya. Mereka yang dulu menilai Miami hanya tim biasa kini tak bisa berkata-kata.

Pujian mengalir deras untuknya. Tak cuma dari kawan. Lawan pun tak ragu melontarkannya. Messi mengangkat kualitas sepak bola AS, bisa dibilang begitu. Kehadirannya diprediksi berdampak lebih besar dari kedatangan David Beckham dulu.

Tentu akan ada komentar negatif mengenai capaian di atas. Mulai dari lawan yang kelasnya di bawah Messi hingga kualitas sepak bola di AS yang dinilai masih kalah dari Eropa. Singkat kata, lawannya kegampangan. Itu mungkin ada benarnya.

Namun usai menaklukkan Spanyol, Prancis, Eropa, Amerika Selatan, dan dunia, lalu mencetak lebih dari 800 gol serta meraih puluhan trofi, baik tim atau individu (sampai satu diberikan kepada Leandro Paredes), wajar jika Messi ingin 'mundur'.

'Mundur' dalam artian menepi dari tekanan sepak bola Eropa yang tinggi. Di usia yang sudah 36 dan sudah meraih segalanya, ia tak lagi dihantui rasa penasaran. Cristiano Ronaldo saja sudah merasa 'puas', apalagi Messi yang memenangi Piala Dunia.

Lagipula, meributkan level kompetisi tempat bermain Messi rasanya tak ada guna. Mari kita nikmati saja aksi La Pulga (dan juga Ronaldo) selagi masih aktif bermain sepak bola, sebelum menjadi rekaman sejarah yang hanya bisa dikenang dan diceritakan.

Messi berpeluang menjalani debutnya di Major League Soccer akhir pekan ini melawan New York Red Bulls. Akankah ia kembali 'menari'?

Tonton juga Video: Messi Buka-bukaan Tak Pernah Mau Tinggalkan Barcelona






(adp/mrp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork