Klub baru Pratama Arhan Tokyo Verdy dulunya bernama Verdy Kawasaki di era 90-an. Klub ini adalah ikon pop-culture sepakbola Jepang pada masa kejayaannya.
Verdy Kawasaki menjadi jawara perdana J.League atau kompetisi sepakbola profesional di Jepang yang pertama kali digelar 1993. Semusim berikutnya, gelar juara masih di genggaman Verdy.
Kejayaan Verdy tak terlepas dari pemain-pemain top yang memperkuat klub itu. Ada Ruy Ramos, Kazuyoshi Miura aka King Kazu, Nobuhiro Takeda, hingga Tsuyoshi Kitazawa.
Ruy Ramos adalah pemain asing pertama di Jepang saat ia bergabung dengan Yomiuri SC (nama Verdy Kawasaki sebelum era J.League) pada 1977. Saat itu Yomiuri bertanding di Japan Soccer League (JSL) yang merupakan kompetisi amatir di Jepang.
Lima gelar dipersembahkan Ruy Ramos buat Yomiuri di JSL pada musim 1983, 1984, 1986/87, 1990/91, dan 1991/92. Torehan itu membuat Yomiuri menjadi klub paling banyak juara JSL bersama Mazda (Sanfrecce Hiroshima).
Di era terakhir JSL, Yomiuri kedatangan Kazuyoshi Miura aka King Kazu yang baru pulang dari Brasil setelah memperkuat sejumlah klub Brasil seperti Santos, Palmeiras, Matsubara, hingga Coritiba.
Duo Ruy Ramos dan King Kazu semakin membuat Yomiuri begitu kuat. Saat kompetisi amatir (JSL) beralih ke profesional (J.League) Yomiuri pun berganti nama menjadi Verdy Kawasaki.
Yomiuri adalah perusahaan surat kabar, Yomiuri Shimbun, yang mendirikan klub ini. Federasi Sepakbola Jepang (JFA) melarang penggunaan unsur perusahaan dalam nama klub sehingga semua peserta pun berganti nama sebelum awal J.League 1993.
Klub J.League harus menyertakan nama daerah, kota prefektur, untuk menarik minat masyarakat lokal. Matsushita menjadi Gamba Osaka, Yanmar Diesel menjadi Cerezo Osaka, hingga Sumitomo Metal Industries Factory Football Club menjadi Kashima Antlers.
Saat J.League digelar, cuma ada 10 klub yang memenuhi syarat bermain di kompetisi profesional. Mereka adalah Gamba Osaka, JEF United Ichihara, Nagoya Grampus Eight, Sanfrecce Hiroshima, Urawa Red Diamonds, Verdy Kawasaki, Yokohama Flugels, Yokohama Marinos, Kashima Antlers, dan Shimizu S-Pulse.
Klub- klub ini punya sebutan 'The Original 10' atau 10 klub asli J.League. Di era J.League, Verdy Kawasaki melanjutkan dominasinya.
King Kazu terpilih sebagai pemain terbaik, sementara Ruy Ramos masuk best XI J.League 1993. King Kazu sempat meninggalkan Verdy pada 1994 karena dipinjam klub Italia Genoa berkat penampilan apiknya bersama Verdy.
Sepeninggal King Kazu, Nobuhiro Takeda menjadi pengisi lubang. Ia mencetak 23 gol sekaligus menjadi top-scorer keempat J.League 1994 di atas bintang Argentina Ramon Diaz yang mencetak 23 gol.
Keberhasilan juara dua edisi perdana J.League juga dikawinkan dengan gelar Piala Liga Jepang musim 1993 dan 1994. Nama Verdy Kawasaki menjadi simbol kekuatan sepakbola Jepang pada masa itu.
Tak heran, pemain-pemainnya begitu terkenal bak bintang. Kebintangan mereka juga masuk ke sendi-sendi glamornya seorang artis.
(cas/ran)