Evolusi Bola-Bola Piala Dunia (2)

Piala Dunia 1970 merupakan pertama kalinya Adidas masuk sebagai penyuplai bola resmi untuk FIFA. Adidas merilis Telstar Durlast untuk edisi tahun ini. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)

Sukses Telstar Durlast membuat FIFA dan Adidas kembali menggunakan tipe ini untuk Piala Dunia 1974. Adidas hanya sedikit melakukan perubahan, dengan menggunakan lapisan yang lebih tebal untuk membuat bola lebih tahan air. (Foto: worldcupballs.info)

Karena Piala Dunia 1978 digelar di Argentina, Adidas pun menamai bola turnamen kali ini Tango River Plate. Secara teknologi dan basis konstruksi, belum banyak berubah dari Telstar. Namun Tango punya tampilan yang berbeda. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)

Sukses Tango River Plate membuat Adidas tak menelurkan edisi baru untuk Piala Dunai 1982, hanya saja nama bolanya berubah menjadi Adidas Tango Espana. Di antara beberapa perubahan kecilnya adalah penggunaan lapisan berbahan polyurethane agar bola antiair, yang menandai dimulainya era sintetis. (Steve Powell/Allsport/GettyImages)

Adidas mengeluarkan Azteca untuk Piala Dunia 1986 di Meksiko. Tampilannya diperbarui dengan basis desain Tango. Perubahan paling signifikan adalah pada bahannya, yang tak lagi menggunakan kulit asli melainkan material sintetis. Inilah bola sepak pertama di Piala Dunia yang menggunakan bahan sintetis sepenuhnya. (Foto: Mike King/Allsport/Getty Images)

Adidas kemudian mengembangkan kembali basis desain Tango untuk memproduksi Etrusco Unico untuk Piala Dunia 1990 di Italia. (Foto: Simon Bruty/ALLSPORT/Getty Images)

Desain yang dikembangkan dari pola dasar Tango masih terus digunakan sampai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, kala Adidas memperkenalkan Questra. (Foto: AFP PHOTO / GEORGES GOBET)

Adidas mulai memainkan warna yang lebih ciamik sejak Piala Dunia 1998 di Prancis, meski pola Tango masih bisa terlihat di edisi ini. Ada yang masih ingat nama bolanya? Yak! Namanya adalah Tricolore. (Foto: VALERY HACHE / AFP PHOTO)

Desain baru, warna baru. Namanya adalah Fevernova, bola untuk Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Desain dan warnanya melambangkan api. (Foto: PEDRO UGARTE / AFP PHOTO)

Dengan Piala Dunia 2006 digelar di Jerman, Adidas pun menggarap bolanya dengan amat serius. Teamgeist, berarti semangat tim, dikembangkan lewat penelitian mendetail. (Foto: Clive Mason/Getty Images)

Ini adalah Jabulani, bola resmi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bola ini saat itu diklaim memiliki bentuk bulat paling sempurna dalam sejarah bola sepak, berkat pengembangan dan teknologi yang digunakannya. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)

Adidas Brazuca di Piala Dunia 2014 Brasil bisa dibilang bola resmi Piala Dunia yang paling ramai dan cerah warnanya. Ini adalah bola yang paling banyak melalui ujicoba dan tes, melibatkan lebih dari 600 pemain top seluruh dunia dan 30 tim dari 10 negara yang tersebar di tiga benua. (Foto: Paul Gilham/Getty Images)

Inilah bola untuk Piala Dunia 2018 di Rusia mendatang. Adidas kembali ke penamaan klasik, waktu pertama kali resmi jadi penyuplai untuk Piala Dunia pada 1970 silam, yakni Telstar. Bola yang resminya dinamai Telstar 18 ini dikembangkan dengan berbagai ujicoba dan tes, bahkan dilengkapi semacam chip Near Field Communication (NFC). (Foto: Mladen Antonov/AFP)

Piala Dunia 1970 merupakan pertama kalinya Adidas masuk sebagai penyuplai bola resmi untuk FIFA. Adidas merilis Telstar Durlast untuk edisi tahun ini. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
Sukses Telstar Durlast membuat FIFA dan Adidas kembali menggunakan tipe ini untuk Piala Dunia 1974. Adidas hanya sedikit melakukan perubahan, dengan menggunakan lapisan yang lebih tebal untuk membuat bola lebih tahan air. (Foto: worldcupballs.info)
Karena Piala Dunia 1978 digelar di Argentina, Adidas pun menamai bola turnamen kali ini Tango River Plate. Secara teknologi dan basis konstruksi, belum banyak berubah dari Telstar. Namun Tango punya tampilan yang berbeda. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
Sukses Tango River Plate membuat Adidas tak menelurkan edisi baru untuk Piala Dunai 1982, hanya saja nama bolanya berubah menjadi Adidas Tango Espana. Di antara beberapa perubahan kecilnya adalah penggunaan lapisan berbahan polyurethane agar bola antiair, yang menandai dimulainya era sintetis. (Steve Powell/Allsport/GettyImages)
Adidas mengeluarkan Azteca untuk Piala Dunia 1986 di Meksiko. Tampilannya diperbarui dengan basis desain Tango. Perubahan paling signifikan adalah pada bahannya, yang tak lagi menggunakan kulit asli melainkan material sintetis. Inilah bola sepak pertama di Piala Dunia yang menggunakan bahan sintetis sepenuhnya. (Foto: Mike King/Allsport/Getty Images)
Adidas kemudian mengembangkan kembali basis desain Tango untuk memproduksi Etrusco Unico untuk Piala Dunia 1990 di Italia. (Foto: Simon Bruty/ALLSPORT/Getty Images)
Desain yang dikembangkan dari pola dasar Tango masih terus digunakan sampai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, kala Adidas memperkenalkan Questra. (Foto: AFP PHOTO / GEORGES GOBET)
Adidas mulai memainkan warna yang lebih ciamik sejak Piala Dunia 1998 di Prancis, meski pola Tango masih bisa terlihat di edisi ini. Ada yang masih ingat nama bolanya? Yak! Namanya adalah Tricolore. (Foto: VALERY HACHE / AFP PHOTO)
Desain baru, warna baru. Namanya adalah Fevernova, bola untuk Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Desain dan warnanya melambangkan api. (Foto: PEDRO UGARTE / AFP PHOTO)
Dengan Piala Dunia 2006 digelar di Jerman, Adidas pun menggarap bolanya dengan amat serius. Teamgeist, berarti semangat tim, dikembangkan lewat penelitian mendetail. (Foto: Clive Mason/Getty Images)
Ini adalah Jabulani, bola resmi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bola ini saat itu diklaim memiliki bentuk bulat paling sempurna dalam sejarah bola sepak, berkat pengembangan dan teknologi yang digunakannya. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
Adidas Brazuca di Piala Dunia 2014 Brasil bisa dibilang bola resmi Piala Dunia yang paling ramai dan cerah warnanya. Ini adalah bola yang paling banyak melalui ujicoba dan tes, melibatkan lebih dari 600 pemain top seluruh dunia dan 30 tim dari 10 negara yang tersebar di tiga benua. (Foto: Paul Gilham/Getty Images)
Inilah bola untuk Piala Dunia 2018 di Rusia mendatang. Adidas kembali ke penamaan klasik, waktu pertama kali resmi jadi penyuplai untuk Piala Dunia pada 1970 silam, yakni Telstar. Bola yang resminya dinamai Telstar 18 ini dikembangkan dengan berbagai ujicoba dan tes, bahkan dilengkapi semacam chip Near Field Communication (NFC). (Foto: Mladen Antonov/AFP)