Selain Bonucci-Higuain, Ini Barter-Barter Pemain Top di Eropa

Newcastle United membuat kesalahan besar saat melepas Andy Cole ke Manchester United pada 1995, dengan dilego 6 juta pounds plus dibarter Keith Gillespie--yang tak kebagian tempat di skuat utama Sir Alex Ferguson. Di MU, Cole meraih sukses dengan menjuarai Liga Inggris lima kali dan Liga Champions sekali. (Foto: Allsport UK/Getty Images)

Sebaliknya Keith Gillespie tidak bagus-bagus amat di Newcastle. Selama tiga musim berseragam The Toon Army, Gillespie bermain sebanyak 118 kali dan hanya bikin 11 gol tanpa ada trofi yang diraih. (Foto: Stu Forster /Allsport)

Pada 2009, Barcelona menukar mendatangkan Zlatan Ibrahimovic dari Inter Milan, dengan ditukar Samuel Eto'o plus membayar sekitar 59 juta euro. Harga yang fantatis namun tak sebanding, mengingat Ibra kesulitan bersinar. Ia hanya bermain 26 kali dan bikin 11 gol, dengan di musim keduanya ia dipinjamkan ke AC Milan. (Foto: Denis Doyle/Getty Images)

Sementara Eto'o justru bersinar di Inter Milan. Ia mengantar timnya trebel winners dengan meraih scudetto, Liga Champions, dan coppa Italia. Inter bisa dibilang untung besar dari pertukaran Ibrahimovic dan Eto'o. (Foto: Getty Images/Shaun Botterill)

Juventus mendatangkan Fabio Cannavaro dari Inter Milan pada 2004. Di Juve, Cannavaro membuat Juventus punya pertahanan terbaik di dunia bersama Lilian Thuram dan Gianluigi Buffon dan meraih scudetto--meski gelarnya dilucuti akibat skandal Calciopoli. Juve ketika itu mendatangkannya dengan dibarter kiper Fabian Carini. (Foto: Massimo Cebrelli/Getty Images)

Seballiknya Carini tidak bersinar di Inter Milan. Meski jadi kiper nomor satu di Timnas Uruguay, ia kalah bersaing dengan Francesco Toldo, Julio Cesar, dan Paolo Orlandoni. Sempat dipinjamkan ke Cagliari pada 2005, ia meninggalkan Inter di musim 2007. (Foto: BenRadford/Getty Images)

Real Madrid mendatangkan Roberto Carlos dari Inter pada 1996, yang dibarter dengan striker Ivan Zamorano. Carlos menjelma jadi bek kiri terbaik dunia, bahkan sepanjang masa, dengan turut mengantar Los Blancos meraih empat gelar La Liga dan tiga gelar Liga Champions. (Foto: Phil Cole/Getty Images)

Sementara Zamorano performanya sedikit menurun dengan hanya mencetak 26 gol dari 101 penampilan dalam lima musim sejak 1996 hingga 2001. Ia juga sempat meraih satu trofi yakni Piala UEFA 1997/1998 di Inter. (Foto: Steve Morton/Allsport UK)

Inter mendatangkan Francesco Coco dari rival sekotanya, AC Milan, dengan dibarter Clarence Seedorf. Karier bek Italia itu meredup karena banyak cedera. Dikontrak Inter sejak 2002 hingga 2007, Coco hanya bermain 26 kali. Dalam rentang waktu itu, ia sempat dipinjamkan ke Livorno dan Torino. (Foto: Clive Brunskill/Getty Images)

Adapun Seedorf sejak meninggalkan Inter justru bersinar di AC Milan. Ia meraih dua scudetto dan Liga Champions, dan menjadikannya salah satu gelandang serang terbaik di masanya. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)

Pada 2006, Chelsea mendatangkan Ashley Cole usai dibarter dengan bek William Gallas plus 5 juta pound sterling. Bersama The Blues, Cole kembali sukses dengan menjuarai Liga Inggris dan bahkan bisa memenangi Liga Champions. (Foto: Julian Finney/Getty Images)

Adapun karier Gallas di Arsenal menurun. Meski menjadi pilar penting The Gunners, tak satu pun trofi di raihnya. Pada 2010, ia pun menyebrang lagi ke sesama klub London, Tottenham Hotspur. (Foto: Phil Cole/Getty Images)

Pada 2004, Tottenham Hotspur mendatangkan Jermain Defoe dari West Ham. Ia pun langsung bikin 22 gol di musim pertamanya dan ketajamannya terus terlihat bersama The Lilywhites. (Foto: Getty Images/Gareth Copley)

Bobby Zamora juga sedianya langsung nyetel di West Ham United, dengan bikin gol di laga debutnya dan mengantar West Ham kembali ke Liga Inggris. Ia juga turut mengantar The Hammers menjadi runner up Piala FA 2005/2006. Namun pada 2007, performanya menurun dan akhirnya dilego ke Fulham semusim berselang. (Foto: Richard Heathcote/Getty Images)

Pada 2004, Barcelona melepas Ricardo Quaresma ke Porto, yang menjadi bagian dari transfer Deco. Di Porto, karier Quaresma meredup sehingga ia kembali dilego ke Inter Milan pada 2008. (Foto: Clive Mason/Getty Images)

Sebaliknya Deco langsung menjadi jenderal lini tengah Barca saat itu, dan turut mempersembahkan dua gelar La Liga di dua musim pertamanya dan Liga Champions 2006. (Foto: Ryan Pierse/Getty Images)

Nemanja Matic dilepas Chelsea ke Benfica pada 2011, untuk mendatangkan David Luiz kala itu. Di Benfica, Matic nyatanya bersinar, dan akhirnya kembali ke Stamford Bridge pada 2014. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)

Adapun karier David Luiz di Chelsea pasang surut. Di dua musim pertama kedatangannya, ia mengantar The Blues meraih gelar Liga Champions dan Liga Europa. Kemudian ia dijual ke Paris Saint-Germain pada 2014, sebelum dipulangkan ke London pada 2016/2017. (Foto: Matthew Childs/Action Images via Reuters)

Ian Wright memulai kariernya di Crystal Palace., yang diangkut dari klub semi-profesional Greenwhich Borough. Lucunya, ia didatangkan usai dibarter dengan alat-alat gym untuk membenahi fasilitas latihan klub Sunday League itu. Di Palace, Wright bersinar dengan bikin 90 gol dari 225 penampilan, sebelum kian tajam di Arsenal dengan mencetak 128 gol dari 221 laga. (Foto: Ben Radford/Allsport)

Newcastle United membuat kesalahan besar saat melepas Andy Cole ke Manchester United pada 1995, dengan dilego 6 juta pounds plus dibarter Keith Gillespie--yang tak kebagian tempat di skuat utama Sir Alex Ferguson. Di MU, Cole meraih sukses dengan menjuarai Liga Inggris lima kali dan Liga Champions sekali. (Foto: Allsport UK/Getty Images)
Sebaliknya Keith Gillespie tidak bagus-bagus amat di Newcastle. Selama tiga musim berseragam The Toon Army, Gillespie bermain sebanyak 118 kali dan hanya bikin 11 gol tanpa ada trofi yang diraih. (Foto: Stu Forster /Allsport)
Pada 2009, Barcelona menukar mendatangkan Zlatan Ibrahimovic dari Inter Milan, dengan ditukar Samuel Etoo plus membayar sekitar 59 juta euro. Harga yang fantatis namun tak sebanding, mengingat Ibra kesulitan bersinar. Ia hanya bermain 26 kali dan bikin 11 gol, dengan di musim keduanya ia dipinjamkan ke AC Milan. (Foto: Denis Doyle/Getty Images)
Sementara Etoo justru bersinar di Inter Milan. Ia mengantar timnya trebel winners dengan meraih scudetto, Liga Champions, dan coppa Italia. Inter bisa dibilang untung besar dari pertukaran Ibrahimovic dan Etoo. (Foto: Getty Images/Shaun Botterill)
Juventus mendatangkan Fabio Cannavaro dari Inter Milan pada 2004. Di Juve, Cannavaro membuat Juventus punya pertahanan terbaik di dunia bersama Lilian Thuram dan Gianluigi Buffon dan meraih scudetto--meski gelarnya dilucuti akibat skandal Calciopoli. Juve ketika itu mendatangkannya dengan dibarter kiper Fabian Carini. (Foto: Massimo Cebrelli/Getty Images)
Seballiknya Carini tidak bersinar di Inter Milan. Meski jadi kiper nomor satu di Timnas Uruguay, ia kalah bersaing dengan Francesco Toldo, Julio Cesar, dan Paolo Orlandoni. Sempat dipinjamkan ke Cagliari pada 2005, ia meninggalkan Inter di musim 2007. (Foto: BenRadford/Getty Images)
Real Madrid mendatangkan Roberto Carlos dari Inter pada 1996, yang dibarter dengan striker Ivan Zamorano. Carlos menjelma jadi bek kiri terbaik dunia, bahkan sepanjang masa, dengan turut mengantar Los Blancos meraih empat gelar La Liga dan tiga gelar Liga Champions. (Foto: Phil Cole/Getty Images)
Sementara Zamorano performanya sedikit menurun dengan hanya mencetak 26 gol dari 101 penampilan dalam lima musim sejak 1996 hingga 2001. Ia juga sempat meraih satu trofi yakni Piala UEFA 1997/1998 di Inter. (Foto: Steve Morton/Allsport UK)
Inter mendatangkan Francesco Coco dari rival sekotanya, AC Milan, dengan dibarter Clarence Seedorf. Karier bek Italia itu meredup karena banyak cedera. Dikontrak Inter sejak 2002 hingga 2007, Coco hanya bermain 26 kali. Dalam rentang waktu itu, ia sempat dipinjamkan ke Livorno dan Torino. (Foto: Clive Brunskill/Getty Images)
Adapun Seedorf sejak meninggalkan Inter justru bersinar di AC Milan. Ia meraih dua scudetto dan Liga Champions, dan menjadikannya salah satu gelandang serang terbaik di masanya. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
Pada 2006, Chelsea mendatangkan Ashley Cole usai dibarter dengan bek William Gallas plus 5 juta pound sterling. Bersama The Blues, Cole kembali sukses dengan menjuarai Liga Inggris dan bahkan bisa memenangi Liga Champions. (Foto: Julian Finney/Getty Images)
Adapun karier Gallas di Arsenal menurun. Meski menjadi pilar penting The Gunners, tak satu pun trofi di raihnya. Pada 2010, ia pun menyebrang lagi ke sesama klub London, Tottenham Hotspur. (Foto: Phil Cole/Getty Images)
Pada 2004, Tottenham Hotspur mendatangkan Jermain Defoe dari West Ham. Ia pun langsung bikin 22 gol di musim pertamanya dan ketajamannya terus terlihat bersama The Lilywhites. (Foto: Getty Images/Gareth Copley)
Bobby Zamora juga sedianya langsung nyetel di West Ham United, dengan bikin gol di laga debutnya dan mengantar West Ham kembali ke Liga Inggris. Ia juga turut mengantar The Hammers menjadi runner up Piala FA 2005/2006. Namun pada 2007, performanya menurun dan akhirnya dilego ke Fulham semusim berselang. (Foto: Richard Heathcote/Getty Images)
Pada 2004, Barcelona melepas Ricardo Quaresma ke Porto, yang menjadi bagian dari transfer Deco. Di Porto, karier Quaresma meredup sehingga ia kembali dilego ke Inter Milan pada 2008. (Foto: Clive Mason/Getty Images)
Sebaliknya Deco langsung menjadi jenderal lini tengah Barca saat itu, dan turut mempersembahkan dua gelar La Liga di dua musim pertamanya dan Liga Champions 2006. (Foto: Ryan Pierse/Getty Images)
Nemanja Matic dilepas Chelsea ke Benfica pada 2011, untuk mendatangkan David Luiz kala itu. Di Benfica, Matic nyatanya bersinar, dan akhirnya kembali ke Stamford Bridge pada 2014. (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
Adapun karier David Luiz di Chelsea pasang surut. Di dua musim pertama kedatangannya, ia mengantar The Blues meraih gelar Liga Champions dan Liga Europa. Kemudian ia dijual ke Paris Saint-Germain pada 2014, sebelum dipulangkan ke London pada 2016/2017. (Foto: Matthew Childs/Action Images via Reuters)
Ian Wright memulai kariernya di Crystal Palace., yang diangkut dari klub semi-profesional Greenwhich Borough. Lucunya, ia didatangkan usai dibarter dengan alat-alat gym untuk membenahi fasilitas latihan klub Sunday League itu. Di Palace, Wright bersinar dengan bikin 90 gol dari 225 penampilan, sebelum kian tajam di Arsenal dengan mencetak 128 gol dari 221 laga. (Foto: Ben Radford/Allsport)