Deretan Pemain Terbaik yang Tak Pernah Juara Liga

Gary Lineker begitu hebat di era 80an. Lineker menjadi runner-up Ballon d'Or, pemain terbaik versi PFA dan dua kali menjadi pemain terbaik versi jurnalis. Namun, selama berkarier bersama Leicester City, Everton, Tottenham Hotspur, dan Barcelona sekalipun Lineker tak pernah mampu memenangi gelar liga. Foto: Allsport UK /Allsport

Fernando Torres sempat menjadi salah satu striker paling mematikan. El Nino dua kali masuk dalam skuat terbaik FIFA FIFPro dan berada di tempat ketiga Ballon d'Or dan Pemain Terbaik FIFA 2008. Akan tetapi, Torres tak mampu melengkapi kariernya yang sukses dengan juara liga di Atletico Madrid, Liverpool, ataupun Chelsea. Di musim ini pun, Torres dipastikan tidak akan memenangi Liga Jepang karena timnya, Sagan Tosu, sedang berjuang menghindari degradasi. Foto: Gabriel Bouys/AFP Photo

Socrates pernah terpilih sebagai Pemain Amerika Selatan Terbaik 1983, dan masuk dalam tim terbaik FIFA 1982. Di luar Brasil, Socrates hanya pernah bermain untuk Fiorentina selama semusim yang finis kesembilan di 1984/85. Foto: Jorge Duran/AFP

Jamie Carragher menjadi segelintir pesepakbola one-man club. Selama 17 tahun membela Liverpool, Carragher pernah masuk dalam tim terbaik PFA dan dua kali menjadi pemain terbaik Liverpool. Eks bek Inggris itu juga memenangi semua gelar domestik maupun Eropa, kecuali juara Liga Inggris. Foto: Julian Finney/Getty Images

Nasib Steven Gerrard serupa dengan Carragher. Eks kapten Liverpool itu langganan masuk dalam skuat terbaik PFA. Gerrard pernah menyabet penghargaan pemain terbaik PFA dan finis ketiga di Ballon d'Or 2005. Gerrard nyaris saja membawa Liverpool juara di 2013/14, andai insiden terpeleset itu tidak terjadi... Foto: Stu Forster/Getty Images

Mendiang legenda sepakbola Inggris Stanley Matthews menyabet penghargaan Ballon d'Or 1956 dan dua kali terpilih sebagai pemain terbaik Inggris versi jurnalis. Namun, sepanjang kariernya yang dihabiskan di Stoke Ciy dan Blackpool, Matthews hanya pernah menggondol medali Piala FA.  Foto: Frank Harrison/Fox Photos/Getty Images

Level Jimmy Floyd Hasselbaink memang belum mencapai Ballon d'Or, namun pernah dua kali menjadi topskorer Liga Inggris. Semasa kariernya, Hasselbaink pernah memperkuat bermacam-macam klub termasuk tim-tim top macam Atletico Madrid dan Chelsea. Namun, sampai pensiun Hasselbaink tetap 0 gelar juara liga. Foto: Ben Radford/Getty Images

Antoine Griezmann hijrah ke Atletico hanya semusim setelah Los Rojibalncos memenangi gelar juara Liga 2013/14. Selama kariernya, Griezmann pernah menjadi pemain terbaik La Liga dan masuk dalam skuat terbaik La Liga, serta finis ketiga di Ballon d'Or 2016. Namun, pemain Prancis itu masih dibuat penasaran oleh gelar juara La Liga. Foto: Sergio Perez/Reuters

Terakhir kali AS Roma memenangi Scudetto pada 2000/01. Daniele de Rossi ketika itu masih berusia 17 tahun dan baru membuat debutnya beberapa bulan setelah kesukesan itu. Sejak saat itu, 17 tahun telah berlalu dan De Rossi, yang pernah menjadi pemain terbaik Serie A 2009, membantu Roma finis delapan kali runner-up.  Foto: Paolo Bruno/Getty Images

Mirip seperti Griezmann, Marco Reus bergabung Borussia Dortmund pada 2012, setelah era dominasinya berakhir. Dua kali pemain terbaik Bundesliga itu baru memenangi satu trofi mayor yaitu DFB Pokal 2016/17. Namun perburuan Reus akan gelar juara liga berpeluang terjadi di musim ini seiring sukses timnya memuncaki klasemen sementara. Foto: Wolfgang Rattay/Reuters

Di level individu, Juan Mata pernah terpilih sebagai pemain terbaik klub dua kali (Chelsea) dan masuk tim terbaik PFA. Mata juga memenangi Piala Dunia, Piala Eropa, serta trofi-trofi domestik dan Eropa di level klub. Medali juara liga masih absen dari lemari piala Mata. Foto: Dan Istitene/Getty Images

Giuseppe Signori amat top di Liga Italia era 90an. Bersama Lazio, Signori menjadi topskorer tiga kali dalam lima tahun namun hanya finis kelima hingga runner-up saja. Foto: Allsport UK /Allsport

Klaas-Jan Huntelaar: topskorer dan pemain terbaik Liga Belanda, topskorer Bundesliga. Lima musim bersama pemenang liga beruntun Ajax, masing-masing semusim dengan pemenang Liga Italia AC Milan dan Liga Spanyol Real Madrid. Nol trofi liga.  Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images

Gary Lineker begitu hebat di era 80an. Lineker menjadi runner-up Ballon dOr, pemain terbaik versi PFA dan dua kali menjadi pemain terbaik versi jurnalis. Namun, selama berkarier bersama Leicester City, Everton, Tottenham Hotspur, dan Barcelona sekalipun Lineker tak pernah mampu memenangi gelar liga. Foto: Allsport UK /Allsport
Fernando Torres sempat menjadi salah satu striker paling mematikan. El Nino dua kali masuk dalam skuat terbaik FIFA FIFPro dan berada di tempat ketiga Ballon dOr dan Pemain Terbaik FIFA 2008. Akan tetapi, Torres tak mampu melengkapi kariernya yang sukses dengan juara liga di Atletico Madrid, Liverpool, ataupun Chelsea. Di musim ini pun, Torres dipastikan tidak akan memenangi Liga Jepang karena timnya, Sagan Tosu, sedang berjuang menghindari degradasi. Foto: Gabriel Bouys/AFP Photo
Socrates pernah terpilih sebagai Pemain Amerika Selatan Terbaik 1983, dan masuk dalam tim terbaik FIFA 1982. Di luar Brasil, Socrates hanya pernah bermain untuk Fiorentina selama semusim yang finis kesembilan di 1984/85. Foto: Jorge Duran/AFP
Jamie Carragher menjadi segelintir pesepakbola one-man club. Selama 17 tahun membela Liverpool, Carragher pernah masuk dalam tim terbaik PFA dan dua kali menjadi pemain terbaik Liverpool. Eks bek Inggris itu juga memenangi semua gelar domestik maupun Eropa, kecuali juara Liga Inggris. Foto: Julian Finney/Getty Images
Nasib Steven Gerrard serupa dengan Carragher. Eks kapten Liverpool itu langganan masuk dalam skuat terbaik PFA. Gerrard pernah menyabet penghargaan pemain terbaik PFA dan finis ketiga di Ballon dOr 2005. Gerrard nyaris saja membawa Liverpool juara di 2013/14, andai insiden terpeleset itu tidak terjadi... Foto: Stu Forster/Getty Images
Mendiang legenda sepakbola Inggris Stanley Matthews menyabet penghargaan Ballon dOr 1956 dan dua kali terpilih sebagai pemain terbaik Inggris versi jurnalis. Namun, sepanjang kariernya yang dihabiskan di Stoke Ciy dan Blackpool, Matthews hanya pernah menggondol medali Piala FA.  Foto: Frank Harrison/Fox Photos/Getty Images
Level Jimmy Floyd Hasselbaink memang belum mencapai Ballon dOr, namun pernah dua kali menjadi topskorer Liga Inggris. Semasa kariernya, Hasselbaink pernah memperkuat bermacam-macam klub termasuk tim-tim top macam Atletico Madrid dan Chelsea. Namun, sampai pensiun Hasselbaink tetap 0 gelar juara liga. Foto: Ben Radford/Getty Images
Antoine Griezmann hijrah ke Atletico hanya semusim setelah Los Rojibalncos memenangi gelar juara Liga 2013/14. Selama kariernya, Griezmann pernah menjadi pemain terbaik La Liga dan masuk dalam skuat terbaik La Liga, serta finis ketiga di Ballon dOr 2016. Namun, pemain Prancis itu masih dibuat penasaran oleh gelar juara La Liga. Foto: Sergio Perez/Reuters
Terakhir kali AS Roma memenangi Scudetto pada 2000/01. Daniele de Rossi ketika itu masih berusia 17 tahun dan baru membuat debutnya beberapa bulan setelah kesukesan itu. Sejak saat itu, 17 tahun telah berlalu dan De Rossi, yang pernah menjadi pemain terbaik Serie A 2009, membantu Roma finis delapan kali runner-up.  Foto: Paolo Bruno/Getty Images
Mirip seperti Griezmann, Marco Reus bergabung Borussia Dortmund pada 2012, setelah era dominasinya berakhir. Dua kali pemain terbaik Bundesliga itu baru memenangi satu trofi mayor yaitu DFB Pokal 2016/17. Namun perburuan Reus akan gelar juara liga berpeluang terjadi di musim ini seiring sukses timnya memuncaki klasemen sementara. Foto: Wolfgang Rattay/Reuters
Di level individu, Juan Mata pernah terpilih sebagai pemain terbaik klub dua kali (Chelsea) dan masuk tim terbaik PFA. Mata juga memenangi Piala Dunia, Piala Eropa, serta trofi-trofi domestik dan Eropa di level klub. Medali juara liga masih absen dari lemari piala Mata. Foto: Dan Istitene/Getty Images
Giuseppe Signori amat top di Liga Italia era 90an. Bersama Lazio, Signori menjadi topskorer tiga kali dalam lima tahun namun hanya finis kelima hingga runner-up saja. Foto: Allsport UK /Allsport
Klaas-Jan Huntelaar: topskorer dan pemain terbaik Liga Belanda, topskorer Bundesliga. Lima musim bersama pemenang liga beruntun Ajax, masing-masing semusim dengan pemenang Liga Italia AC Milan dan Liga Spanyol Real Madrid. Nol trofi liga.  Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images