Deretan Pemain Top yang Terlalu Cepat Dilepas Inter Milan

Andrea Pirlo cuma tiga tahun berstatus pemain Inter, dengan dua kali dipinjamkan ke Reggina dan Brescia. Setelah pindah ke AC Milan di 2001, Pirlo melejit untuk memenangi dua Scudetto dan Liga Champions selama 10 musim. Foto: Getty Images
Clarence Seedorf menjadi pemain lain yang sukses setelah menyeberang dari Inter ke Milan. Di Milan, Seedorf menjelma sebagai salah satu gelandang terbaik Eropa di masanya untuk memenangi dua titel Serie A dan dua Liga Champions. Foto: Getty Images
Siapa masih ingat Adriano? Inter memboyongnya dari Flamengo pada musim panas 2001 tapi hanya dimainkan 14 kali di sepanjang musim. Setelahnya, eks bomber Brasil itu pindah ke Parma dan tampil impresif sehingga Inter mendatangkan dia kembali ke Giuseppe Meazza pada Januari 2003. Foto: Getty Images
Nerazzurri mendapatkan tanda tangan Bergkamp dari Ajax tapi si pemain mengalami kesulitan akibat cedera dan pergantian pelatih. Andai Inter mempertahankannya, bukan tidak mungkin Bergkamp akan menghasilkan efek serupa seperti ketika dia menghabiskan sisa kariernya di Arsenal. Foto: Getty Images
Hanya semusim Roberto Carlos berkostum Inter. Setalah membuat 34 penampilan, Carlos bergabung Real Madrid untuk memenangi empat La Liga, dan tiga Liga Champions. Apakah Inter tidak kecewa ya karena Carlos kerap memperlihatkan aksi-aksi spektakuler? Foto: Getty Images
Inter tidak seharusnya melepas Youri Djorkaeff hanya tiga musim setelah merekrutnya dari Paris St. Germain. Djorkaeff terbukti masih menawarkan kontribusi, termasuk saat bergabung Kaiserslautern sebelum menjadi pemain kunci Bolton Wanderers promosi ke Premier League. Foto: Getty Images
Diego Simeone direkrut Inter pada 1997 dan menghabiskan dua musim. Setelahnya, Simeone dibeli Lazio dan menciptakan sukses besar dengan memenangi Scudetto dan Coppa Italia di musim pertama. Ironisnya, Gol Simeone ke gawang Inter di pekan terakhir musim 2001/02 mengandaskan peluang juara La Beneamata. Foto: Getty Images
Angelo Peruzzi cuma bertahan semusim di Inter, sebelum hengkang ke Lazio pada musim panas 2000. Peruzzi membuktikan kualitasnya selama tujuh musim berkostum Biancoceleste dengan membawa timnya memenangi Coppa Italia dan Piala Super Italia. Foto: Getty Images
Bagaimana mungkin Inter bisa rela melepas pemain sekelas Fabio Cannavaro hanya setelah dua musim? Cannavaro menjadi bek solid bagi Juventus lalu Madrid dan pada akhirnya memenangi Ballon d'Or 2006. Foto: Getty Images
Inter menyia-nyiakan bakat Philippe Coutinho saat mendatangkannya dari Vasco da Gama pada 2010. Setelah berlabuh ke Liverpool, Coutinho langsung mendapatkan tempat di tim inti sampai akhirnya Barcelona rela merogoh kocek sebesar 142 juta pound demi tanda tangannya pada musim dingin 2017. Foto: Getty Images