Mengenal Keluarga Glazer yang Jual Manchester United

Keluarga Glazer bersedia menjual klub Manchester United. Klub berjuluk Setan Merah itu mengonfirmasi hal tersebut dalam pernyataan resmi. Berita ini muncul usai pengunduran diri Cristiano Ronaldo dari MU. (Pedro Fiúza/Getty Images)  

Keluarga Glazer telah menjadi pemilik MU sejak 2005, setelah Malcom Glazer membeli 90 persen saham MU melalui Red Football Ltd. (Al Messerschmidt/Getty Images)  

Pada tahun 2014 ketika Malcom meninggal, kepemilikan sahamnya dibagi pada enam anaknya, yakni Joel, Avram, Darcie, Bryan, dan Edward Glazer. (John Peters/Getty Images)  

Namun yang menjadi penanggung jawab atas pengelolaan club hanyalah Joel dan Avram. Keduanya bahkan sudah mengelola klub sejak April 2006, saat mereka menggantikan Malcom yang saat itu menderita penyakit stroke. (Michael Regan/Getty Images)  

Ketika saham dibeli oleh Malcom Glazer, Manchester United sedang berada dalam kondisi terbaik mereka. Mereka juga mampu memenangkan banyak sekali trofi di bawah arahan manajer handal Sir Alex Ferguson. (Alex Livesey/Getty Images)  

Peruntungan mereka kemudian seperti habis seiring pensiunnya Ferguson pada 2013. Manajemen silih berganti datang, tapi trofi tak juga datang. Glazer kemudian dianggap bersalah karena menerapkan pola belanja yang membuat klub itu tak lagi mampu membeli pemain super seperti sebelumnya. (Martin Rickett/Getty Images)  

Pengelolaan klub di bawah Glazer juga menjadi kepedulian fans. Mereka kecewa melihat MU yang tadinya bebas kini memiliki utang hingga Rp 10 triliun. Utang tersebut terjadi karena pembelian club kala itu disokong oleh peminjaman dana dari aset klub. (Andrew Yates/AFP/Getty Images)  

Penggemar beranggapan bahwa Glazer hanya menjadikan MU sebagai mesin pencetak uang, guna menutupi hutang-hutang tersebut. Mereka lebih kecewa karena pada saat sama prestasi MU terus merosot. Klub langganan juara itu bahkan sempat berkutat di papan tengah klasemen Liga Inggris dan kesulitan mencapai Liga Champion. (Paul Ellis/AFP/Getty Images)  

Keluarga Glazer bersedia menjual klub Manchester United. Klub berjuluk Setan Merah itu mengonfirmasi hal tersebut dalam pernyataan resmi. Berita ini muncul usai pengunduran diri Cristiano Ronaldo dari MU. (Pedro Fiúza/Getty Images)  
Keluarga Glazer telah menjadi pemilik MU sejak 2005, setelah Malcom Glazer membeli 90 persen saham MU melalui Red Football Ltd. (Al Messerschmidt/Getty Images)  
Pada tahun 2014 ketika Malcom meninggal, kepemilikan sahamnya dibagi pada enam anaknya, yakni Joel, Avram, Darcie, Bryan, dan Edward Glazer. (John Peters/Getty Images)  
Namun yang menjadi penanggung jawab atas pengelolaan club hanyalah Joel dan Avram. Keduanya bahkan sudah mengelola klub sejak April 2006, saat mereka menggantikan Malcom yang saat itu menderita penyakit stroke. (Michael Regan/Getty Images)  
Ketika saham dibeli oleh Malcom Glazer, Manchester United sedang berada dalam kondisi terbaik mereka. Mereka juga mampu memenangkan banyak sekali trofi di bawah arahan manajer handal Sir Alex Ferguson. (Alex Livesey/Getty Images)  
Peruntungan mereka kemudian seperti habis seiring pensiunnya Ferguson pada 2013. Manajemen silih berganti datang, tapi trofi tak juga datang. Glazer kemudian dianggap bersalah karena menerapkan pola belanja yang membuat klub itu tak lagi mampu membeli pemain super seperti sebelumnya. (Martin Rickett/Getty Images)  
Pengelolaan klub di bawah Glazer juga menjadi kepedulian fans. Mereka kecewa melihat MU yang tadinya bebas kini memiliki utang hingga Rp 10 triliun. Utang tersebut terjadi karena pembelian club kala itu disokong oleh peminjaman dana dari aset klub. (Andrew Yates/AFP/Getty Images)  
Penggemar beranggapan bahwa Glazer hanya menjadikan MU sebagai mesin pencetak uang, guna menutupi hutang-hutang tersebut. Mereka lebih kecewa karena pada saat sama prestasi MU terus merosot. Klub langganan juara itu bahkan sempat berkutat di papan tengah klasemen Liga Inggris dan kesulitan mencapai Liga Champion. (Paul Ellis/AFP/Getty Images)