Redupnya Sang Pengadil Lapangan Hijau Nyambi Jualan Kembang Tahu

Ketua PSSI yang baru terpilih, Erick Thohir menyempatkan diri untuk mengecek kondisi di lapangan. Benar saja, seorang wasit bernama Rohani itu membuat hatinya terketuk saat mendengar kisahnya.
Kini Rohani selain menjadi pengadil di lapangan hijau juga harus berjualan kembang tahu keliling demi menghidupi keluarganya.
Padahal, Sepakbola menjadi olahraga populer di Indonesia yang memiliki banyak penggemar. Ia pun menaruh harapan besar akan prestasi timnas Indonesia kedepannya.
Rohani bersama sang istri mempersiapkan dagangannya. Terlebih di tahun ini Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang berlangsung di 6 kota besar di Indonesia.
Berprofesi sebagai wasit, Rohani telah memiliki lisensi C1 yang ia dapatkan di tahun 2017. Lisensi yang ia miliki saat ini adalah wasit dengan tingkatan nasional yang bisa memimpin liga 1, 2 dan 3 Indonesia.
Rohani membawa dagangannya kembang tahu untuk dibawa keliling. Baginya, bukan hal yang mudah untuk mendapatkan lisensi wasit, Ia harus meniti karir dari lisensi C3 (tingkat kota) kemudian naik C2 (tingkat provinsi), dan setelahnya baru bisa mendapatkan lisensi C1 (tingkat nasional).
Tak hanya para supporter dan pemain, perangkat pertandingan pun menaruh harapan besar ketika terlibat ke dalam dunia sepakbola Indonesia. Dengan harapan kesuksesan untuk semuanya.
Beginilah profesi sehari-hari yang harus Rohani jalani diluar lapangan hijau. Semua dilakukan dengan ikhlas demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama istri dan anak-anaknya.
Butuh waktu sekitar 6 tahun untuk bisa mengambil lisensi C3 hingga mendapatkan lisensi C1. Biaya yang dibutuhkan pun tak sedikit. Rohani juga pernah mendapat prestasi di tahun 2017. Ia terpilih menjadi wasit terbaik pada final Piala Suratin. Kala itu, tim Persebaya melawan Pandeglang.
Di tahun yang sama juga ia berhasil mengalahkan 99 peserta wasit lainnya untuk mendapatkan predikat wasit terbaik di bidang praktik saat mengambil lisensi C1 di Semarang.
Bermodalkan lisensi wasit C1 tak serta merta dirinya dengan mudah memimpin laga pertandingan pada kasta tertinggi di Indonesia. Pada musim 2020-2021 Rohani hanya mendapatkan kesempatan 1 kali bertugas di liga 2.
Sementara di musim 2021-2022, ia sempat memimpin kurang lebih 5-7 pertandingan, lalu pada musim 2022-2023 baru mendapatkan kesempatan 3 kali memimpin pertandingan.
Beginilah potret Rohani saat berjualan kembang tahu secara keliling. Karena sepinya panggilan untuk menjadi wasit pada liga nasional, akhirnya Rohani terpaksa memilih untuk menjadi wasit di laga tarkam agar dapurnya tetap ngebul.
Rupanya, jauh sebelum menjadi wasit, Rohani sudah lebih dulu berjualan kembang tahu keliling untuk menafkahi keluarganya. Sejak lulus SMA, Rohani sudah diajak oleh almarhum Ayahnya untuk berjualan kembang tahu. Rohani pun memilih untuk berjualan di kawasan Pondok Indah.
Meski sudah menjadi wasit dengan lisensi C1, Rohani tetap memilih mempertahankan profesinya sebagai penjual kembang tahu keliling. Awalnya bersama sang kakak ia berjualan di kawasan Pademangan Jakarta Utara. Setelah menikah ia dan sang istri pindah ke kawasan Jakarta Selatan.
Rohani hanya ingin mendapatkan kesempatan lebih banyak agar bisa memimpin pertandingan di liga kasta tertinggi Indonesia. Karena wasit di Indonesia tidak memiliki penghasilan tetap yang bisa menjamin kehidupannya, wasit di Indonesia dibayar setiap memimpin pertandingan. Mimpi tersebut bukan serta merta hanya untuk dirinya saja, tetapi juga untuk semua pengadil lapangan hijau.