Rochy Putiray ke Timnas Indonesia: Tetap Semangat, Kalian Hebat

AFF Suzuki Cup 2016

Rochy Putiray ke Timnas Indonesia: Tetap Semangat, Kalian Hebat

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Minggu, 18 Des 2016 10:07 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Timnas Indonesia harus memendam kekecewaan karena gagal menjuarai AFF Suzuki Cup 2016. Namun, timnas Indonesia patut diacungi jempol karena mampu membangkitkan kembali gairah sepakbola di Tanah Air.

Indonesia menelan kekalahan dari Thailand di final leg kedua AFF Suzuki Cup 2016 di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/12) dengan skor 0-2. Hasil tersebut membuat Thailand juara dengan agregat 3-2. Padahal sebelumnya Indonesia sudah mengantongi kemenangan 2-1 di leg pertama.

Mantan striker timnas Indonesia, Rochy Putiray, timnas Indonesia disebutnya tampil tak seperti biasanya. Faktor kelelahan dan kurang tepatnya rotasi pemain ia duga jadi penyebabnya.

"Kalau saya melihat semangat mereka kurang. Lebih bagus semifinal saat melawan Vietnam. Kemana pun bola, mereka kejar. Tapi malam ini mereka berapa kali hanya melihat dan menonton bola. Mungkin mereka kelelahan atau rotasi bisa," ujar Rochy.

"Karena memang dari fase grup sampai semifinal mereka memiliki keberuntungan dan semangat mereka yang sangat luar biasa," kata pemain yang pernah membela klub South Cina AA itu.

Pun begitu, Rochy mengaku salut dengan perjuangan para juniornya tersebut. Di tengah keterbatasan mulai dari persiapan, pembatasan dua pemain saja oleh klub dan Indonesia baru bebas dari sanksi FIFA, tapi para pemain mampu menunjukkan semangat juang sangat luar biasa.

"Mereka mampu memberikan hasil maksimal, adik-adik ini masih muda mereka punya motivasi dan gairah. Terima kasih karena mereka membangkitkan sepakbola Indonesia. Tetap semangat, kalian hebat," katanya.

Rocky berharap timnas Indonesia bisa semakin baik ke depannya. Kepercayaan pelatih Alfred Riedl yang menyebut bahwa Indonesia bisa kuat seperti Thailand dua sampai tiga tahun ke depan, Rocky pun percaya.

"Semua keputusan ada di pelatih. Jadi manajemen jangan ikut campur. Pelatih yang tahu bagaimana melihat pemain, membangun tim. Kalau pelatih bilang tiga tahun, karena dia punya pengalaman, kemampuan. Bisa jadi Indonesia seperti itu,"

(ads/krs)
Berita Terkait