Training Centre (TC) Gala Siswa Indonesia (GSI) sedang berlangsung. GSI ingin terus menjaga tradisi penyumbang pemain ke Timnas Indonesia.
Pemusatan latihan SMP Tingkat Nasional 2021 ini telah memasuki pekan kedua. Siswa pemusatan latihan menjalani kompetisi internal di lapangan berstandar FIFA, ASIOP Traning Ground, Royal Sentul Park, Kabupaten Bogor, mulai 22 sampai 29 November 2021.
"Tahun ini kami mengidentifikasi 102 anak-anak terbaik dari sekitar enam ribu siswa dari seluruh Indonesia. Mudah-mudahan anak-anak bisa diidentifikasi dan dikembangkan talentanya dengan baik, dan GSI menjaga tradisi menyumbangkan pemain ke timnas," kata Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi, dalam keterangan pers.
"Ini menjadi harapan bagi kita dan energi positif bagi kita untuk terus mengembangkan prestasi anak-anak di bidang olahraga di SMP khususnya talenta di bidang sepakbola," tambahnya.
Tahun ini, GSI tingkat nasional diikuti 102 peserta dan 33 pelatih dari 33 provinsi. Mereka adalah peserta didik SMP yang terdaftar di Dapodik dan telah lolos seleksi di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi melalui penilaian video keterampilan individu siswa.
Siswa menjalani dua kegiatan, yaitu training centre dan kompetisi internal. Pada fase training centre, siswa mendapatkan materi aspek pengembangan psikologis dan keterampilan, teori dan praktek, serta tes dan pengukuran untuk kemampuan bermain sepakbola.
Pada fase kompetisi internal, peserta dibagi dalam enam tim, yaitu Yudistira FC, Bima FC, Arjuna FC, Nakula FC, Sadewa FC, dan Gatot Kaca FC. Setiap tim terdiri dari 17 pemain. Kompetisi internal adalah pertandingan yang terdiri dari dua babak, yakni babak penyisihan dan perang bintang.
Tim Talent Scouting PSSI, Yeyen Tumena, terlibat langsung dalam pelaksanaan GSI. Dia menjelaskan tahun ini siswa dipilih berdasarkan kiriman video sesuai panduan panitia, maka yang terlihat baru bakat sebagai individu, bukan tim. Sehingga, saat di camp ini tim pelatih membaginya menjadi dua tahap.
"Minggu pertama, dilatih dulu sesuai materi latihan Filanesia oleh pelatih bersertifikat dan mantan pemain. Pada minggu kedua kami buatkan kompetisi Internalnya, supaya kami bisa lihat semua unsur sepakbolanya secara tim. Baru dari situ kami pilih 30 terbaik dan dimainkan dalam perang Bintang," kata Yeyen, Senin (22/11).
Yeyen menjelaskan anak di kelompok umur siswa seperti GSI dalam satu tahun minimal merasakan 40 pertandingan. Dalam satu bulan mereka menjalani minimal 3-4 kali pertandingan. Di GSI akan 5 match ditambah perang bintang sebagai laga penutup. Sehingga standar minimal pertandingan dalam satu bulan untuk usia mereka terpenuhi.
Yeyen menambahkan, siswa yang lolos ke GSI SMP tingkat Nasional sudah memiliki standar yang diinginkan pelatih timnas Indonesia U-16 Bima Sakti. Salah satunya adalah tinggi badan.
"Output yang diharapkan dari event ini adalah memberikan talenta terbaik dari seluruh negeri untuk timnas Indonesia," tambah mantan pemain timnas Indonesia yang juga Ketua APSSI tersebut.
Tim Pelatih GSI, Firman Utina, menilai event yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerjasama dengan PSSI ini sangat ditunggu masyarakat pecinta sepakbola. Khususnya mereka yang peduli dengan pembinaan sepakbola usia dini.
"Ini merupakan langkah nyata pembinaan usia dini. Indonesia tidak bisa bicara prestasi masa depan hanya melihat yang utama (sekarang) tanpa membangun generasi bagus untuk membantu prestasi sepakbola di masa mendatang," ujar mantan kapten timnas Indonesia tersebut.
Simak Video "Video Erick Thohir ke Suporter Soal Elkan Baggott: Jangan Nyinyir!"
(ran/mrp)