Menyoal Wacana Pembatasan Pemain Naturalisasi di Klub Indonesia

Muhammad Robbani - detikSepakbola
Selasa, 07 Mar 2023 14:20 WIB
Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Jakarta -

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mempertanyakan wacana pembatasan pemain naturalisasi sebanyak maksimal dua pemain per klub.

Wacana itu muncul setelah Sarasehan Sepakbola Nasional yang digelar PSSI di Surabaya Sabtu, 4 Maret 2023. Kegiatan itu menghasilkan sejumlah rencana yang di antaranya yakni; Pembatasan pemain naturalisasi, penambahan kuota pemain asing, dan jadwal kompetisi sepakbola nasional tahun 2023/2024.

Terkait pembatasan pemain naturalisasi, APPI menilai hal itu merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), setelah seseorang dinyatakan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Pemain naturalisasi harus mendapatkan hak yang sama dengan WNI lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Hal ini dinilai tidak sejalan dengan Universal Declaration of Player Rights dan FIFA's Human Rights Policy. Jika naturalisasi dianggap suatu polemik di sepakbola nasional, perlu dicari solusi terbaik dan bukan malah membatasi jumlahnya dalam setiap tim.

Terlebih sebagian dari pemain-pemain tersebut pernah dan bahkan masih menjadi pemain aktif dari Timnas Indonesia. Sebagian dari mereka memilih menjadi WNI karena kebutuhan dan permintaan untuk tim nasional.

"Perlu diperjelas tujuan adanya pembatasan bagi pemain naturalisasi, jika tujuan pembatasan pemain adalah untuk pengembangan pemain lokal, namun hal ini tidak sejalan dengan rencana penambahan kuota pemain asing," tulis keterangan APPI.

"Hal serupa juga dengan adanya usulan Salary Cap juga perlu dikaji lebih mendalam dikarenakan FIFA juga mengarahkan untuk setiap federasi memberikan batasan salary minimum. Jika Salary Cap diterapkan menjadi suatu aturan, perlu ditambahkan regulasi menggunakan Minimum Salary agar tidak terjadinya disparitas antar pemain di Indonesia," lanjut keterangan itu.

Wacana ini mendapat kecaman keras dari para pemain naturalisasi yang langsung berkomentar di laman sosial media mereka masing-masing. Tercatat ada Stefano Lilipaly, Ezra Walian, hingga Alberto Goncalves yang berkomentar.

Mereka merasa pengorbanan mereka menjadi WNI tidak dianggap. Padahal sudah rela melepaskan kewarganegaraan sebelumnya untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Selain itu, hal lain yang disoroti APPI dan dianggap perlu dikaji lebih lanjut adalah mengenai jadwal kompetisi. Tujuan untuk memberikan waktu lebih luas bagi kompetisi Liga 2 merupakan suatu program yang baik terkait Liga 2 2023 yang baru akan digulirkan di akhir tahun ini.

Namun jika dilihat dari segi timeline, akan sangat berbenturan satu dengan yang lain. Seperti Liga 2 tahun 2023/2024 yang direncanakan akan berakhir di bulan Juni 2024, namun kompetisi Liga 1 tahun 2024 akan terselenggara bulan Juli 2024 sebagaimana akan terselenggara pada musim sebelumnya (Juli 2023).

Dikhawatirkan pemain yang promosi dari Liga 2 tahun 2023/2024 yang akan bermain di Liga 1 musim 2024/2025 hanya memiliki waktu istirahat 1 (satu) bulan saja.

"Terkait hal-hal tersebut, APPI telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk dapat dibuatkan suatu audiensi guna membahas hal-hal tersebut," tulis APPi.

"Harapan agar pemain dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan menjadi suatu transformasi bagi sepakbola Indonesia jika ingin meningkatkan kualitas dan standar sepakbola itu sendiri jika berkaca dari sepakbola di negara-negara yang maju."




(aff/yna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork