Manchester City lagi menurun belakangan ini. Pep Guardiola tak mau mencari kambing hitam selain menyalahkan diri sendiri.
City sebagai juara bertahan Liga Inggris jadi favorit kuat untuk mempertahankan gelarnya musim ini. Tapi, performanya memasuki paruh kedua musim tidak menunjukkan itu.
Kekalahan dari Manchester United akhir pekan kemarin, setelah unggul duluan, membuat mereka sudah tertahan di posisi kedua klasemen ligan dan berselisih delapan poin dari Arsenal di puncak.
City yang biasanya garang justru lagi memble selepas jeda Piala Dunia 2022. Dari lima laga terakhirnya di liga, City sudah kalah dua kali.
Bahkan mereka cuma tiga kali mencetak lebih dari satu gol dalam sembilan pertandingan terakhirnya! Dibanding Liverpool yang lagi jeblok, total poin City cuma unggul satu sejak Oktober lalu.
Ini menunjukkan ada yang salah dengan City di mana mereka sebenarnya mengawali musim dengan gemilang. Erling Haaland yang galak juga kini mulai berhasil diredam oleh bek-bek Premier League.
Haaland baru mencetak empat gol dari enam pertandingan terakhirnya. Jika tak buru-buru diperbaiki, City bisa saja disalip MU yang lagi panas dan kini sudah menyamai total poin mereka.
Guardiola selaku manajer paham dengan kondisi timnya saat ini. Oleh karenanya, Guardiola siap untuk memperbaiki performa tim karena itu sudah tugasnya.
"Saya adalah yang paling bertanggung jawab jika kami bermain buruk, saya harus mencari solusinya. Saya selalu percaya taktik menjadi sumber masalahnya," ujar Pep Guardiola di Daily mail.
"Ketika saya mati, orang-orang akan bicara soal betapa bagusnya Pep, itu sudah pasti. Tapi sejak saya di sini, orang-orang selalu ingin kami tampil bagus, menang terus, dan selalu tahu cara untuk menang."
"Jika tidak, maka Pep silakan pergi. Seperti itulah pekerjaan kami. Saya tidak ingin pergi dan mau bertahan di sini. Itulah keinginan saya dan untuk melakukannya, maka saya harus terus menang di setiap kompetisi."
(mrp/adp)