Roberto Mancini dilanda duka yang mendalam usai ditinggal Sinisa Mihajlovic dan Gianluca Vialli. Dua sahabatnya itu meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan karena sakit.
Mihajlovic berpulang di Roma pada 16 Desember 2022 dalam usia 53 tahun karena leukemia. Tiga pekan berselang, tepatnya pada 6 Januari 2023, Vialli wafat dalam usia 58 tahun usai dirawat di London karena kanker pankreas.
Dua nama tersebut mewarnai perjalanan karier Mancini, baik sebagai pemain atau pelatih. Mihajlovic, yang empat tahun lebih muda, pernah bekerja sama dengannya di Sampdoria (1994-1997), Lazio (1998-2001, dan Inter Milan (2004-2008).
Keduanya pernah memenangi Serie A, Coppa Italia, hingga Piala Winners bersama-sama. Sedangkan Vialli, yang seumuran, merupakan tandem Mancini sewaktu membela Sampdoria dan Timnas Italia.
Seperti Mihajlovic, Mancini dan Vialli meraih banyak gelar bersama Il Samp selama 1984-1992, mulai dari Serie A 1990-91, tiga Coppa Italia, hingga Piala Winners 1991. Keduanya bahkan sempat mendapat julukan 'The Goal Twins'.
Sewaktu Mancini ditunjuk melatih Timnas Italia pada 2018, Vialli pun diangkat menjadi kepala delegasi setahun berselang. Keduanya mengantar Gli Azzurri memenangi Euro 2020 yang berlangsung pada 2021 lalu.
Kehilangan dua sahabat dalam rentang waktu singkat bukanlah hal mudah untuk dihadapi Mancini. Namun saat ini ia hanya bisa menerima kenyataan dan mengenang masa-masa indah bersama keduanya.
"Hanya beberapa hari setelah Sinisa meninggal, saya kehilangan saudara yang lain (Vialli), atau adik saya, begitu saya biasa memanggilnya (Mihajlovic)," ujar Mancini, dikutip BBC.
Sewaktu Mihajlovic meninggal, Mancini turut menjadi pembawa peti jenazah. Pelatih 58 tahun itu masih sempat mengunjungi Vialli di London sekitar sepekan sebelum meninggal.
"Gianluca memberikan kami keberanian yang tak kami tahu, yang dia gunakan untuk bertarung melawan penyakitnya agar dia bisa bersama kali selama mungkin," lanjut Mancini, membahas temannya yang baru saja pergi untuk selama-lamanya.
"Gianluca adalah yang terbaik di antara kami, seorang pria yang berani dan sempurna. Sebuah kehormatan bisa menjadi teman dan rekan setim, baik di sepakbola maupun kehidupan," jelas Mancini.
(adp/mrp)