Bayern Munich mendapat sponsor baru dari negara Rwanda. Die Roten pun dikritik karena dianggap terlibat sportwashing.
Sekitar dua pekan lalu, Bayern menjalin kerjasama dengan Rwanda untuk mempromosikan pariwisata negara Afrika Tengah tersebut. Logo 'Visit Rwanda' akan terpampang di papan iklan Allianz Arena dan juga pusat latihan tim.
Sebagai gantinya, Bayern akan mendirikan akademi sepakbola di Rwanda untuk membantu perkembangan sepakbola negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mendapat pemasukan, keputusan Bayern bekerjasama dengan Rwanda mengundang kritik keras. Pasalnya Bayern dianggap terlibat dengan sportwashing atau upaya menutup-nutupi pelanggaran HAM lewat olahraga.
Pasalnya Rwanda kerap bermasalah dengan HAM mengingat mereka dipimpin oleh diktator Paul Kagame yang berkuasa sejak 2000.
Padahal Bayern pada Juni lalu baru saja mengakhiri kerjasama lima tahun dengan Qatar Airways, yang selalu menghiasi lengan kiri jersey mereka. Kerjasama itu juga sempat dikritik karena Qatar juga dianggap bermasalah dengan HAM.
Terkait protes dari LSM di Munich dan juga suporter, Bayern menegaskan kalau mereka tidak terlibat sportwashing. Bayern sudah melakukan riset dengan calon sponsor sebelum bekerjasama, termasuk dengan Rwanda.
"Saya tidak lihat apa yang kami lakukan di Rwanda sebagai sportwashing. Kami sudah jelaskan bahwa apa yang kami lakukan adalah untuk mendukung perkembangan sepakbola di sana. Saya tidak mengerti buat apa Rwanda menginvestasikan banyak uang hanya untuk menghapus image sportwashing," ujar CEO Bayern Jan-Christian Dreesen di ESPN.
"Kan sudah ada pernyataan lengkap dari Rwanda bahwa mereka ingin mempromosikan pariwisata di sana. Dan saya tidak lihat itu sebagai sportwashing hanya karena kami mempromosikannya."