Komposisi Pemain Buruk, Bayern pun Terpuruk

Komposisi Pemain Buruk, Bayern pun Terpuruk

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Selasa, 05 Mar 2024 20:38 WIB
Soccer Football - Bundesliga - SC Freiburg v Bayern Munich - Europa Park Stadion, Freiburg, Germany - March 1, 2024 Bayern Munichs Mathys Tel and Harry Kane look dejected after the match REUTERS/Kai Pfaffenbach DFL REGULATIONS PROHIBIT ANY USE OF PHOTOGRAPHS AS IMAGE SEQUENCES AND/OR QUASI-VIDEO.
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Munich -

Bayern Munich sedang disorot setelah terseok-seok. Legenda Bayern dan timnas Jerman Miroslav Klose percaya, hal itu disebabkan karena komposisi skuad yang buruk.

Setelah mendominasi jagat Bundesliga dalam 11 musim berturut-turut, Bayern terancam gagal juara di musim ini. Hasil imbang 2-2 di kandang Freiburg melebarkan jarak Die Roten dengan memimpin klasemen Bayer Leverkusen menjadi 10 poin, dengan sisa 10 pertandingan.

Lebih buruk lagi karena Bayern terancam nirgelar. Manuel Neuer dkk sudah lebih dulu tersingkir di Piala DFB (babak kedua), dan menghadapi misi comeback melawan Lazio di leg II babak 16 besar Liga Champions. Akan tetapi, sekalipun Bayern lolos, tidak realistis menjagokan mereka memenangi turnamen itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas Mueller, Joshua Kimmich, dan Leon Goretzka menjadi tiga pemain yang kerap dikritik seiring penampilan buruk raksasa Bavaria itu. Kendati demikian, Klose menilai keterpurukan Bayern Munich bukan karena mereka, melainkan karena tidak memiliki pemain-pemain yang tepat di masing-masing lini.

"Ketika anda menjadi juara 11 kali beruntun, wajar jika anda punya perasaan bahwa banyak hal terjadi dengan sendirinya," ungkap Klose dikutip SPOX. "Namun, Bayern enggak punya pemain-pemain untuk itu, bukan karena pemain-pemain profesional macam Mueller, Kimmich, atau Goretzka."

ADVERTISEMENT

"Pendapat saya adalah ada sesuatu yang keliru dengan struktur dan komposisi pemain. Ini bukan sekadar tentang memenangi pertandingan. Ini tentang dominasi, penguasaan bola, stabilitas. Fakta bahwa anda bisa menyerang di depan kapanpun dan tidak membiarkan apapun di belakang. Dan semua itu sedikit hilang belakangan ini."

"Anda melihat bahwa tim memiliki banyak area yang rentan, sehingga tim-tim lawan secara alamiah mendapatkan keberanian bahwa mereka bisa mencetak gol melawan Bayern," pemenang Piala Dunia 2014 ini menyimpulkan.

(rin/krs)

Hide Ads