Sudah lebih dari 10 tahun semenjak Stoichkov meninggalkan Barca sebagai pemain. Pensiun setelah melanglang buana di sejumlah negara, Stoichkov kemudian menjadi pelatih timnas Bulgaria dan Celta Vigo.
Meski kini tak sedang menangani tim manapun, pria 42 tahun itu memimpikan suatu saat kembali ke Estadio Camp Nou sebagai seorang juru racik strategi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim ini, Stoichkov menjagokan Barca sebagai tim yang akan berjaya di akhir musim dengan merengkuh gelar La Liga. Padahal, Lionel Messi dkk mengawali kompetisi dengan kurang baik, yakni satu kali menang, sekali seri dan sekali kalah.
"Mungkin, Barca sekarang lebih baik daripada tahun lalu. Barcelona adalah klub terbesar dunia dan harus menjadi yang terbaik. Mereka akan sukses karena Real Madrid tidak bertambah kuat namun hanya mempertahankan tulang punggung tim," nilai Stoichkov.
Stoichkov sendiri memperkuat Barca dalam dua periode. Yang pertama adalah pada rentang 1990-1995. Sempat membela Parma, pria temperamental itu balik ke Los Azulgranas dan bermain di sana di periode 1996-1998.
Di paruh kedua 'masa baktinya' di Barca itu, Stoichkov mendapat pengalaman buruk ketika ditangani oleh pelatih asal Belanda, Louis van Gaal. Stoichkov bahkan menobatkan Van Gaal sebagai manajer Barcelona yang terburuk sepanjang masa.
"Dia orang yang konyol. Seorang lelaki yang konyol dengan kepala besar tetapi otaknya kecil. Dia memainkan saya di sayap padahal saya menghabiskan hidup saya bermain sebagai penyerang," ucap Stoichkov menggugat.
"Orang ini adalah kebohongan dalam sepakbola yang tidak memiliki nilai-nilai. Dia pikir dia itu sebesar (Vincent) Van Gogh. Dia tidak mengajarkan saya apapun," tandasnya ketus.
(arp/roz)