Perayaan juara yang kelima itu berpeluang terjadi di akhir pekan ini. Barca tinggal butuh satu kemenangan melawan Real Valladolid yang digelar Minggu (17/5/2010) dinihari WIB. Keunggulan satu angka yang dimiliki Barca tak mampu lagi dikejar oleh rival terdekatnya, Real Madrid kendati mereka juga berhasil memenangi laga versus Malaga.
Kemenangan tersebut akan berbuah trofi La Liga ke-20 Barcelona. Tapi sepanjang
sejarahnya, Barca baru empat kali merayakan pesta juara di kandangnya setelah
menanti hingga akhir musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
90-an.
Pada akhir musim 1959-60, Barca kembali harus berkompetisi dengan Madrid namun memiliki keunggulan dalam hal selisih gol. Tetapi El Barca memastikan gelar juara usai berhasil mengalahkan Real Zaragoza dengan skor meyakinkan 5-0.
Musim 1991-92 menjadi salah satu momen yang dramatis. Dengan kondisi tertinggal satu angka dari Madrid, Barca harus menang melawan Athletic Bilbao di Nou Camp dan berharap Madrid yang melawat ke Tenerife terjegal.
Dan harapan itu menjadi kenyataan. Tenerife menjadi 'penyelamat' Barca dengan mengalahkan Madrid 3-2, setelah sebelumnya tertinggal 2-0 lebih dahulu. Sementara Barca sekali lagi mengangkat piala di Nou Camp usai menang 2-0 atas Bilbao.
Satu musim berselang, keajaiban itu kembali terulang di Nou Camp. Di partai pamungkas musim 1992-93, Madrid yang memiliki dua poin lebih banyak dari Barca
kembali dibuat gigit jari oleh Tenerife usai kalah 0-2. Sedangkan Barca yang melawan Real Sociedad berhasil menang tipis 1-0 lewat gol Hrsito Stoichkov.
Musim 1993-94 barang kali adalah momen yang paling dramatis yang pernah dialami anak-anak Catalan ini. Kans Barca sangat tipis untuk memenangi juara karena terpisah tiga angka dari Deportivo La Coruna yang jadi pesaing utamanya.
Menghadapi Sevilla di laga pamungkas, Barca tampil luar biasa. Meskipun sempat tertinggal 0-2, mereka berhasil membalikkan keadaan dan menang 5-2.
Sementara itu Deportivo yang melawan Valencia di Riazor masih terjadi kedudukan 0-0 hingga menit ke-89. Tetapi skor itu berpeluang berubah dan bisa berujung titel juara menyusul tim tuan rumah diberi hadiah penalti karena pelanggaran yang dibuat tim lawan di kotak terlarang Deportivo.
Kejaiban pun kembali terjadi. Miroslav Djukic yang didapuk menjadi algojo Deportivo justru gagal mengeksekusi bola dari titik putih. Sehingga pesta juara di Camp Nou pun dimulai.
Sebenarnya pada musim 1997-98 adalah saat terakhir Barca menjuarai La Liga di kandang sendiri setelah mengandaskan Real Zaragoza 1-0 lewat gol Geovanni. Namun gelar juara ke-15 itu dipastikan saat kompetisi masih tersisa empat laga dan ke semua partai sisanya lantas berhasil disapu bersih.
(key/key)