Bahwa Real Madrid dan Barcelona bermusuhan itu sudah jadi takdir. Yang menarik dari hubungan kedua klub dalam beberapa periode terakhir adalah tingginya tensi Gerard Pique dengan kubu El Real.
Dalam setahun terakhir Pique menjadi pemain yang paling disebali suporter Madrid. Bek internasional Spanyol itu dalam beberapa kesempatan mengeluarkan ejekan-ejekan yang menohok Madrid.
Hasilnya, Pique berulang kali dapat sambutan tak menyenangkan dari suporter. Bukan cuma ketika turun ke lapangan dalam seragam Barcelona, tapi juga saat membela tim nasional Spanyol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut babak-babak perseteruan Pique dengan Madrid, seperti diberitakan BBC:
Babak I: Semua Berawal dari Kevin Roldan
Getty Images
|
Dia adalah penyanyi asal Kolombia yang diundang Cristiano Ronaldo hadir dalam pesta ulang tahunnya pada Februari 2015 lalu. Tidak ada yang salah dengan Roldan karena dia hadir sebagai undangan dalam pesta tersebut. Tidak ada yang salah juga dengan pesta ultah Cristiano Ronaldo yang ke-30.
Tapi beberapa pendukung Madrid menilai pesta tersebut tak selayaknya digelar CR7. Soalnya itu dilangsungkan hanya beberapa jam setelah Madrid menelan kekalahan 0-4 dari Atletico Madrid.
Setelah kekalahan di Derby Madrid tersebut El Real menelan serangkaian hasil buruk. Anak asuh Carlo Ancelotti kehilangan puncak klasemen, kalah di Copa del Ray, dan berlanjut dengan tersingkirnya mereka dari ajang Liga Champions.
Di sisi lain, Barcelona meraih sukses besar. Tiga gelar juara dibawa pulang ke Camp Nou. Nah, dalam pesta perayaan di Camp Nou itulah Pique mengeluarkan komentar yang membuat panas kubu Madrid.
"Kami adalah tim terbaik di dunia! Terimakasih untuk semuanya dan terimakasih pada Kevin Roldan, semua ini (treble) bermula darimu," seru Pique ketika itu.
Babak II: Pique Menyesal? Tidak
Getty Images
|
Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan wartawan, Pique ditanya soal sikap suporter pada dirinya. Suami penyanyi Shakira itu menjawab dengan komentar yang membuat suporter Madrid makin membencinya.
"Saya tidak meyesali apapun yang sudah pernah saya katakan dan saya akan mengulanginya ribuan kali dan lebih banyak lagi," ucap Pique.
"Saya memang seperti itu. Saya merasa sangat baik (tidak terpengaruh sorakan penonton), secara personal dan dalam level olahraga. Kemain saya saya memetik jamur. Saya orang yang bahagia," seloroh Pique.
Babak III: Biarkan Emoji yang Bicara
Getty Images
|
Madrid menang besar dalam pertandingan itu. Namun El Real jadi sorotan karena menurunkan nama yang sebenarnya sedang tidak boleh dimainkan. Denis Cheryshev yang mencetak gol pertama dalam pertandingan itu masih dalam periode hukuman akumulasi kartu kuning, yang dia dapat saat memperkuat Villarreal musim lalu.
Akibat kesalahan yang sangat mendasar itu Madrid diancam didiskualifikasi dari Copa del Rey (pada akhirnya hukuman tersebut benar jatuh). Dan muncullah Pique di akun twitternya. Tidak ada kalimat apapun ditulis Pique, dia cuma memasang sembilan emoji: enam emoji tertawa terpingkal-pingkal dan tiga emoji menangis.
Meski tidak menulis kalimat apapun dalam postingan itu, Pique diyakini tengah mengolok-olok kesalahan Madrid.
Babak IV: Pemain Madrid Mulai Bereaksi
Getty Images
|
Pernyataan tersebut dilontarkan Alvaro Arbeloa sebagai tanggapan atas emoji-emoji Pique. Arbeloa adalah pemain Madrid pertama yang berkomentar cukup keras atas sikap Pique.
Tapi, sekali lagi Pique mengeluarkan komentar yang makin memanaskan situasi. Hal mana membuat beberapa pihak mulai khawatir kalau kondisi yang terjadi bisa memengaruhi tim nasional Spanyol yang tengah bersiap menghadapi Piala Eropa 2016.
"Arbeloa menghina saya? Dia bilang dia teman saya, tapi dia bukan - dia cuma seseorang yang dulu saya kenal," balas Pique.
Tak berhenti sampai disitu, Pique juga menyebut Arbeloa dengan sebutan 'cono' yang berarti cone (pembatas jalan berbentuk kerucut berwarna oranye) dalam Bahasa Inggris. 'Cono' tersebut dipenggal Pique dari conocido, sebuah kata dalam bahasa Spanyol yang berarti 'kenalan'.
Babak V: Sergio Ramos 'Turun Tangan'
Getty Images
|
"Lupakan soal kebencianmu yang tak berdasar itu dan hormatilah mereka yang lebih tua," sergah Ramos.
"Kurangnya rasa hormat adalah musuh yang bisa merusak atmosfer yang bagus. Pique harus punya sedikit respek pada Real Madrid," lanjut Ramos.
Menanggapi itu, Pique sedikit lebih kalem. Tidak ada balasan bernada ketus dia keluarkan. Hal mana membuat perseteruan yang terjadi diprediksi akan menurun tensinya, setidaknya sampai El Clasico kedua pada 3 April mendatang di Camp Nou.
Halaman 6 dari 6