Modric dan Keraguan-keraguan yang Mengiringinya

Modric dan Keraguan-keraguan yang Mengiringinya

Randy Prasatya - Sepakbola
Jumat, 21 Des 2018 01:56 WIB
Luka Modric selalu diragukan bisa sukses oleh banyak orang. (Foto: Juan Manuel Serrano Arce/Getty Images)
Madrid - Luka Modric selalu diragukan bisa sukses di sepakbola oleh banyak orang sejak remaja. Tahun 2018 adalah jawaban untuk mereka yang sempat ragu kepada Modric.

Modric banyak memenangi gelar individu selama 2018. Dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik UEFA, Pemain Terbaik Piala Dunia, Pemain Terbaik FIFA, Pemain Terbaik Kroasia, Ballon d'Or, dan ditutup dengan Pemain Terbaik versi GQ's Sportsman.

Penghargaan itu tidak lantas membuat semua orang sepakat bahwa Modric layak mendapatkannya. Padahal, Modric sudah membantu Real Madrid memenangi trofi Liga Champions tiga kali secara beruntun dan membawa Timnas Kroasia ke final Piala Dunia 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Memang benar bahwa saya harus memenangi banyak hal untuk berhasil. Memenangi tiga Liga Champions berturut-turut dan membawa negara sekecil Kroasia ke final Piala Dunia, itu adalah sesuatu yang hampir tidak terbayangkan," kata Modric dalam wawancaranya bersama majalah GQ.

"Baru saja, (penghargaan) lainnya telah menyadari bahwa sepakbola bukan hanya tentang gol, gol, dan gol," sambungnya.

Gelandang dengan tinggi 172cm itu juga bercerita tentang bagaimana orang banyak meragukan dirinya. Postur yang dianggap mungil bikin keraguan pada dirinya sulit hilang.

"Saya telah hidup dikelilingi oleh keraguan sejak saya masih muda karena postur saya, tidak begitu tinggi. Beberapa orang berpikir itu penting untuk memenangi kehidupan dan dalam sepakbola, tapi saya tidak pernah meragukan diri saya," ungkap Modric dikutip dari AS.

"Tidak penting yang orang lain katakan, saya punya mimpi dan saya selalu melihat ke depan ... Saya tidak pernah ragu bahwa saya akan meraihnya. Itu semua bukan hadiah. Semuanya tercapai karena kerja keras," Modric menegaskan.


Kontrak profesional pertama dijalani Modric bersama Dinamo Zagreb. Namun, tak mendapat kesempatan main di tim utama dan harus berlabuh dulu ke Zrinjski Mostar sebagai pemain pinjaman.

Modric baru kembali ke Dinamo Zagreb pada 2005. Di sana perlahan namanya meroket dan membuat Tottenham Hotspur kepincut, hingga kini sudah berlabuh di Real Madrid.

"Saya main di klub terbaik Kroasia, Dinamo Zagrab, dan lagi-lagi saya harus mendengarkan orang mengatakan bahwa saya tidak bisa bermain di level ini. Setelah itu, saya datang ke Inggris, dan ke Timnas Kroasia ... keraguannya sama," kata Modric.

"Semua itu hanya membuat saya lebih kuat. Berkat kepercayaan diri dan dukungan orang-orang terdekat, saya berada di klub terbaik di dunia. Meskipun di Madrid orang-orang sempat tidak percaya pada saya. Itu bagian dari hidup saya, selalu dikelilingi oleh keraguan, selalu mendengar orang mengatakan saya tidak akan sampai ke puncak," ucapnya.

(ran/cas)

Hide Ads